Nasehat Bagi Penuntut Ilmu

Label: ,

Nasehat Bagi Penuntut Ilmu
Ditulis Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin-rahimahulloh-


Bagian pertama: Bagaimana engkau bermuamalah dengan kitab/buku? 

Bermualah dengan kitab dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. mengetahui Isi materinya
Sehingga seorang dapat mengambil faedah darinya karena hal ini membutuhkan spesialisasi, sebab mungkin saja itu adalah kitab sihir, kitab yang berisi kebatilan dan semisalnya. Maka kita harus mengetahui terlebih dahulu isi materi kitab sehingga faedah darinya bisa diambil. 

2. mengetahui istilah-istilahnya
Karena mengetahui istilah akan lebih mengefektifkan waktu, dan inilah yang dilakukan para ulama didalam pendahuluan kitab-kitab mereka. Misalnya kita mengetaui bahwa pengarang kitab Bulughul Maram, jika dia mengatakan muttafaq ‘alaih, artinya diriwayatkan oleh Al Bukhori dan Muslim, namun pengarang kitab Al Muntaqaa berbeda, jika dia mengatakan muttafaq ‘alaih artinya diriwayatkan dari Ahmad, Al Bukhori dan Muslim. Demikian pula kitab-kitab fiqih, harus dibedakan antara dua (pendapat), dua pandangan, dua riwayat dan dua kemungkinan. maka jika dikatakan dua riwayat artinya dari Ahmad, jika dua pandangan artinya dari para imam Madzab besar, sedangkan dua kemungkinan maksudnya adalah keraguan antara dua qaul (pendapat), dan dua qaul lebih umum dari itu semua.

Demikan pula engkau perlu mengetahui –misalnya- jika pengarang kitab mengatakan “ ijma’ “ artinya antara umat, jika dikatakan sepakat artinya antara tiga imam sebagaimana pengarang kitab Al Furu’ dalam fiqih Hanabilah, Demikian pula imam madzab lainnya, masing-masing memiliki istilah, maka engkau harus mengetahui istilah pengarang.

3.  Mengetahui uslub (metode) dan ibarah (ungkapan/gaya bahasa)
Oleh karena itu engkau sering mengalami –jika sedang membaca kitab- ketika pertama kali membacanya, apalagi kitab-kitab ilmiyah yang penuh dengan ilmu, engkau pertama kali menemukan ungkapan yang memerlukan perhatian dan pemikiran tentang maknanya karena engkau belum terbiasa.

Ada hal lain di luar mu’amalah dengan kitab yaitu ta’liq (komentar) yang terdapat dalam catatan kaki atau catatan pinggir sebuah kitab. Ini pun wajib dimanfaatkan oleh penuntut ilmu. Bila membutuhkan satu masalah yang butuh penjelasan, dalil atau alasan yang khawatir akan lupa, maka dia harus memberi komentar, penulis akan memberikan komentar di catatan kaki atau catatan tepi. Kebanyakan manusia meluputkan faedah seperti ini, yang apabila dia memberikan komentar, hal ini tidak akan memakan waktu kecuali satu dua menit saja. Kemudian jika dia kembali untuk membaca ulang setelah jangka waktu yang lama, terkadang dia tidak menemukannya.

maka penuntut ilmu wajib memperhatikan hal ini, terutama di kitab-kitab fiqih. Satu masalah beserta hukumnya yang engkau temukan di beberepa kitab yang membuatmu ragu dan tawaquf. Jika engkau menelaah kitab-kitab yang lebih luas dari kitab-kitab yang sedang engkau telaah akan engkau jumpai pendapat yang menjelaskan masalah tersebut. Maka engkau mesti memberi komentar atas pendapat itu sebagai rujukan bagimu di lain waktu jika engkau membutuhkannya tanpa harus merujuk kepada kitab-kitab asal yang dinukil tadi, ini akan menghemat waktu.

Kaedah kedua: Menelaah kitab

Hal ini terbagi menjadi dua :
  1. Memperhatikan dan memahami. Hal ini harus diperhatikan oleh manusia.
  2. hanya menelaah saja dengan cara melihat isi kitab dan pembahasan yang terdapat di dalamnya dan mengetahui kandungan kitab. Cara ini hanyalah membaca saja. Hal ini tidak akan menghasilkan seperti apa yang dihasilkan dari cara pertama. Dan cara yang lebih utama dalam membaca kitab dalah mentadabburinya, memikirkan makna-maknanya dan meminta bantuan kepada ahli ilmu yang shalih agar kita memahaminya. Dan tidak tersembunyi (bagi kita) bahwa kita yang paling layak dibaca dengan cara seperti itu adalah kitabulloh. maka wajib atasmu untuk bersabar dan membiasakan diri. Tidaklah manusia diberi satu kebaikan yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.

Kaedah ketiga : Mengoleksi/mengumpulkan Kitab


Penuntut ilmu harus bersemangat dalam mengumpukan /mengoleksi buku atau kitab. tetapi dia harus memulai dari kitab yang terpenting kemudian yang penting. Jika kemampuan seseorang sedikit, maka tidaklah termasuk kebaikan dan tidak pula termasuk sikap yang hikmah apabila dia membeli banyak kitab yang memaksakan diri dengan berhutang untuk membelinya, karena perbuatan ini termasuk cara pengeluaran yang jelek. Jika tidak memungkinkan bagimu untuk membeli dari hartamu, maka mungkin bisa meminjam dari saudara lainnya atau perpustakaan.


Kaedah keempat : Berminat terhadap kitab-kitab penting


Penuntut ilmu harus memiliki minat terhadap kitab-kitab induk yang pokok selain kitab-kitab kontenporer. karena, sebagian penulis kontenporer tidak memilki ilmu yang mendalam. Oleh karena itu, jika engkau membaca apa yang mereka tulis akan didapati bahwa tulisan itu dangkal. Terkadang penulis tersebut mengutip sesuatu dengan redaksinya, terkdaang dia mengubah dengan ungkapan yang panjang akan tetapi kosong dari isi atau maknanya. Maka engkau harus memperhatikan kitab induk yaitu kitab-kitab salaf. karena dia lebih baik dan lebih barakah dibanding kitab kontenporer.

Kitab-kitab mutaakhirin dan kontenporer pada umumnya memiliki makna yang sedikit tetapi (menggunakan) banyak ungkapan, engkau baca satu halaman mungkin bisa engkau ringkas menjadi satu atau dua baris. Namun jika engkau dapati kitab-kitab induk pada ulama salaf begitu lembut, lunak, mudah, mantap, tidak akan engkau dapati satu katapun yang tidak memiliki makna.

Diantara kitab-kitab yang agung yang wajib diminati oleh penuntut ilmu adalah kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu taimiyah dan muridnya Ibnul Qoyyim Al jauziyah -rahimakumullah- . Sudah kita maklumi bahwa kitab-kitab karya Ibnul Qoyyim lebih mudah dan lebih lembut. Sedangkan kitab Syaikhul Islam Ibnu taimiyah gaya bahasanya amat kuat dengan sebab kedalaman ilmu dan kecemerlangan otaknya.

Kadang Ibnul Qoyyim pun berbeda pendapat dengan gurunya tersebut, ketika Syaikhul Islam berpendapat wajibnya mengubah haji ke umroh dan Ibnu Abbas -Rodliallohu anhu- berpendapat bagi jamaah haji yang tidak membawa hadyu (sembelihan) jika hendak ihram untuk melaksanankan haji atau qirah, maka wajib untuk mengubahnya ke Umroh. Syaikhul Islam berpendapat bahwa kewajiban itu khusus bagi shohabat. tentang hal ini Ibnul Qoyyim berkata,” Aku lebih cenderung kepada pendapat Ibnu Abbas -Rodliallohu anhu- daripada pendapat guru kami.” Ucapan ini menjelaskan sikapnya yang menyelisihi pendapat gurunya, beliau -rahimahullah- bebas berpendapat, tapi kadang beliaupun mengukuti pendapat gurunya dalam beberapa masalah. Tidak diragukan lagi jika engkau memperhatikan umumnya pendapat yang dipilih Syaikhul Islam, maka akan engkau dapati bahwa keumuman pendapatnya benar. Ini adalah masalah yang pasti diketahui oleh setiap orang yang menelaah kitab-kitab kedua ulama ini.

Kaedah Kelima : Mendata Kitab-kitab

Kitab terbagi menjadi tiga macam : Kitab yang baik, Kitab yang jelek dan kitab yang tidak baik ataupun tidak jelek.

Bersungguh-sunggulah wahai para penuntut ilmu agar koleksi buku atau perpustakaan pribadimu kosong dari kitab/buku yang tidak mengandung kebaikan didalamnya atau bahkan terkandung kejelekan. Ada lagi kitab yang disebut dengan kitab sastra tetapi bisa menyita dan menghabiskan waktu  tanpa faedah. Ada lagi kitab berbahaya yang mengandung pemikiran-pemikiran dan tujuan tertentu. Kitab ini pun jangan engkau masukkan ke dalam koleksi pribadimu,baik yang menyangkut manhaj ataupun aqidah. Seperti kitab-kitab ahli bid’ah yang membahayakan aqidah dan kitab-kitab revolusioner yang membahayakan manhaj.

Secara umum, setiap kitab yang membahayakan maka jangan engkau masukkan ke dalam perpustakaan koleksi pribadimu karena kitab adalah ibarat nutrisi bagi ruh/jiwa seperti makanan dan minuman bagi badan, maka jika engkau mengkonsumsi kitab-kitab seperti itu, engkau akan mendapat mudharat yang besar dan akan mempunyai pandangan yang menyimpang dari manhaj penuntut ilmu yang benar.


Kitab-kitab bagi Penuntut Ilmu.


Kitab Aqidah
  1. Kitab Tsalaatsatul Ushuul (Tiga landasan Utama)
  2. Kitab Al Qowaiaidul Arba’ (Empat kaidah)
  3. Kitab Kasyfusy Syubuhat (membongkar syubhat)
  4. Kitab At Tauhid
      Semuanya adalah tulisan dari Imam Muhammad  bin Abdul Wahab -rahimahullah- .
  1. Kitab Al Aqiidah Al Washithiyyah, yang mencakup tauhid Asma’ Wa Shifat. Inilah kitab terbaik  dan kitab ini amat penting untuk dibaca dan dipelajari (berulang-ulang)
  2. Kitab Al Hamawiyah
  3. Kitab Tadmuriyyah
Pembahasan didalam kedua kitab ini lebih luas dibanding Al Aqidah Al Washitiyah.

Ketiga kitab ini ditulis oleh Syaikhul islam Ibnu taimiyah -rahimahullah-
  1. Kitab Al Aqiidah Ath Thahaawiyyah, karya Syaikh Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad Ath Thahawi -rahimahullah-
  2. Kitab Syarh Al Aqiidah Ath Thahawiyah karya Abul Hasan ‘Ali bin Abil ‘Izz -rahimahullah-
  3. Kitab Ad Durarus Saniyyah fi Ajwaibah An Najdiyyah, karya Syaikh Abdurrahman bin Qosim -rahimahullah-
  4. Kitab Ad Durratul Mdhiyyah fi ‘Aqidatil Al Firqah Al Mardhiyyah, karya Muhammad bin ahmad As Safarini Al Hambali, namun ada beberap point yang menyimpang dan madzab salaf dalam kitab ini, oleh karena itu perlu penjelasan dari seorang Syaikh yang memahami manhaj salaf dngan benar agar mampu menjelaskan poit-point yang menyimpang.

Kitab Hadits
  1. Kitab Fathul Baari Syarh Shahiih al Bukhori, karya Ibnu hajar Al Atsqolani -rahimahullah-
  2. Kitab Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, karya Ash Shan’ani -rahimahullah- , kitab ini memadukan antara kitab hadits dan fiqih
  3. Kitab Nailul Authar Syarh Muntaqaa Al Khbaar, karya Asy Syaukani -rahimahullah-
  4. Ktab ‘Umdatul Ahkam karya Abdul Ghoni Al Maqdisi -rahimahullah- . Ini adlah kitab yang ringkas dan sebagian besar haditsnya terdapat dalam kitab shahihain (Shahih Al Bukhori dan Muslim) sehingga keshahihannya tidak perlu dibahas.
  5. Kitab Arba’in An Nawawiyah, karya Abu Zakariya An Nawawi -rahimahullah- , ini adalah kitab yang baik, karena didalamnya terkandung adab dan manhaj yang baik serta kaidah-kaidah yang sangat bermanfaat.
  6. Kitab Bulughul Maram, karya AL Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqolani -rahimahullah- , Ini adalah kitab yang bermanfaat terutama beliau menyebutkan perawi dan menerangkan pula orang yang menshahihkan dan mendhaifkan hadits dan memberi komentar terhadap hadits-hadits itu.
  7. Kitab Nukhbatul Fikr karya Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqolani -rahimahullah- yang dianggap mencukupi. Bila seorang penuntut ilmu memahaminya secara sempurna maka hal ini akan membuatnya tidak memerlukan kitab lain dalam ilmu mustholah hadits. Ibnu Hajar -rahimahullah- memiliki metode yang baik dalam menyusunnya baik pokok dan terbagi (cabang). Maka seorang penuntut ilmu akan bersemangat jika membacanya karena dibanun berdasar pemikiran, dan saya ( Syaikh Al Utsaimin –red) katakan : Amat baik bagi penuntut ilmu untuk menghafalnya karena merupakan ringkasan yang amat bermanfaat dalam ilmu musthalah.
  8. Kitab yang enam ( Kutubus Sittah) yaitu Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan An Nasai, Sunan Abi Daudm Sunan Ibnu Majah, Sunan At Tirmidzi. Saya nasihatkan agar penuntut ilmu banyak membaca kitab-kitab ini karena didalmnya terkandung dua faedah : pertama, Merujuk pada hal yang pokok, Kedua , mengulang-ulang nama-nama perawi dalam ingatannya.
Jika engakau mengulang-ulang nama perawi, hampir tidak pernah dalam sanad manapun yang tidak bertemu dengan salah seorang rawi Al Bukhori –misalnya- maka akan lebih dikenal babhwa dia adalah rawi Al bukhori, dan dia bisa mengambil faedah dalam ilmu hadits ini.

Kitab Fiqih
  1. Kitab Aadabul Masyyi Ilaash Shalaah, karya Syaikhul Islam Muhamamd bin Abdul Wahab -rahimahullah- 
  2. Kitab Zaadul Mustaqni’ fii Ikhtishaaril Muqni”, karya Al Hijawi -rahimahullah- dan ini adalah sebaik-baik matan dalam ilmu fiqih dan merupakan kitab yang ringkas dan padat. Guru kami telah mengisyaratkan kepada kami untuk menghafalnya, padahal beliau telah menghafal matan Daliiluth Thaalib. 
  3. Kitab Umdatul Fiqh, karya Imam Ibnu Qodamah -rahimahullah- 

Kitab Faraaidh
  1. Kitab matan Ar Rahabiyyah, karya Ar rahabi.
  2. Kitab matan Al Burhaniyyah, karya Muhammad Al Burhany -rahimahullah- . Iini adalah kitab yang ringkas, bermanfaat dan mencakup masalah faraaidh. Saya melihat bahwa Al Burhaniyyah lebih baik daripada Ar Rahabiyyah, karena kitab Al Burhaniyyah lebih lengkap.
Kitab Tafsir
  1. Kitab Tafsiir Al Quran Al Azhiim, karya Ibnu Katsir -rahimahullah- . Ini adalah kitab yang bagus dalam maslah tafsir dengan atsar (riwayat), bermanfaat dan aman, namun kandungan Irob dan balaghohnya sedikit.
  2. Kitab Taiisirul Kariimir rahmaan fii Tafsiir Kalaamil Mannan, karya Syaikh Abdurrahman As Sa’di -rahimahullah- . Ini adalah kitab yang bagus, mudah difahami dan aman. Saya nasehatkan untuk dibaca.
  3. Kitab Muqoddimah Syaikhul Islam fii Tafsiir , dan ini adalah muqoddimah yang penting dan bagus dalam ilmu tafsir.
  4. Kitab Adhwaaul Bayaan, karya Al Allamah Muhammad Asy Syinqithi -rahimahullah-. Ini adalah kitab yang memadukan antara hadits, fiqih, tafsir dan ushul fiqh.
     
Kitab Umum dan  beberapa disiplin Ilmu
  1. Dalam ilmu nahwu, Kitab Matan Al Aajurumiyyah, ini adalah kitab nahwau yang ringkas dan padat.
  2. Dalam ilmu nahwu, Kitab Alfiyah Ibni Malik, ini adalah kitab ringkasan dari ilmu nahwu.
  3. Dalam maslah Siroh (perjalanan hidup/sejarah) Kitab terbaik yang saya lihat adalah Zaadul Ma’aad karya Ibnu Qoyyim Al jauziyah -rahimahullah- . Kitab ini sangat bermanfaat yang menerangkan sejarah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dalam segala aspek kehidupan, kemudian diterangkan aspek hukumnya.
  4. Kitab Raudhatul Uqalaa’, karya Imam Ibnu Hibban Al Busti -rahimahullah- , Meskipun ringkas, kitab ini adalah kitab yang amat berfaedah dan banyak menghimpun pelajaran dari kisah-kisah ulama’, Ahli hadits dan yang lainnya.
  5. Kitab Siyar ‘Alammin Nubalaa’, karya Imam Azd Dzahabi -rahimahullah- Kitab ini memiliki faedah yang amat banyak dan banyak mengandung pelajaran yang harus dibaca dan dipelajari oleh para penuntut Ilmu.
 
Sumber : Panduan Lengkap Menuntut Ilmu (judul asli : Kitab Al Ilmu)
 Penerbit Pustaka Ibnu Katsir 2006 (dapatkan koleksinya di www.al-aisar.com)
Dilarang mengkopi seluruh atau sebagian artikel ini kecuali menyertakan www.al-aisar.com sebagai sumbernya.

Ulama Salaf Bersabar dari Lapar dan Dahaga Ketika Menuntut Ilmu
 
             Apabila makanan dan minuman merupakan konsumsi jasad, maka ilmu syar’I yang menjadikan pemiliknya takut kepada Alloh Azza wa Jalla adalah konsumsi ruh dan hati. Tidak disangsikan lagi bahwa konsumsi ruh lebih agung dan lebih bermanfaat dari konsumsi jasad. Untuk itulah, para ulama Salaf lebih mengutamakan konsumsi ilmu dan pengetahuan daripada makanan dan minuman. Mereka bertahan dari lapar dan dahaga sepanjang hari, demi mencari ilmu syar’I, untuk menghidupi ruh dan meraih kebaikan. Seandainya mereka mau, niscaya mereka bisa menjadi orang yang paling mewah dalam makanan dan minuman. Mereka bisa makan pagi dan sore dalam berbagai bejana tempat beragam makanan, Namun mana konsumsi untuk hati dan ruh mereka ?

              Maka, beruntunglah jiwa-jiwa yang rela lapar dan dahaga demi keridlaan Alloh Azza wa Jalla . Nadhr bin Syumail -rahimahullah-  berkata, ”Seseorang tidak akan mendapatkan kelezatan ilmu, hingga ia merasakan lapar (ketika menuntut ilmu), namun melupakan laparnya.” [ lihat: At Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz DZahabi -rahimahullah- ,1/314].

Baqi bin Mikhlad Al Andalusy -rahimahullah- yang pernah berkeliling ke berbagai negara di dunia dengan hanya berjalan kaki !!!, Beliau berkata,”Sungguh , saya mengetahui seseorang yang ketika menuntut ilmu lewat berhari-hari tidak memiliki makanan, kecuali daun kubis yang sudah terbuang.” [ lihat Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 2/630]

Ibnu Kharras -rahimahullah- berkata,” Saya minum kencing saya sendiri ketika saya dalam perjalanan menuntut ilmu, hal ini terjadi lima kali !! (seseorang tidak akan meminum kencingnya sendiri kecuali dalam keadaan sangat haus yang haus ini dapat mengakibatkan kematian)”. [lihat Al Ibar Khoiri Man Ghabar, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 2/70].

Semoga Alloh Azza wa Jalla merahmati mereka yang bersabar demi meraih ilmu dalam keadaan yang tidak menyenangkan, kecuali keyakinan mereka bahwa ilmu adalah karunia yang paling berharga.

Abu Ali Al Hasan bin Ali Al Balkhi -rahimahullah- berkata,” Aku pernah tinggal di Asqolan untuk belajar dari Ibnu Mushahhih -rahimahullah- dan lainnya. Bekal nafkah saya semakin menipis hingga beberapa hari saya tidak bisa makan. Saya ingin menulis pelajaran, namun tidak bisa (karena perut sangat lapar). Saya kemudian pergi ke toko roti dan duduk di dekat roti tersebut hingga mencium aromanya agar saya punya tenaga. Kemudian Alloh Azza wa Jalla membantu saya.” [lihat Tadzkiratul Huffadzh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1173]

Imam Abu Hatim Ar Razi -rahimahullah- (Imam dan ulama besar dalam bidang Jarh Wa Ta’dil) pernah bercerita,”Saya tinggal di bashrah delapan bulan dan kehabisan bekal nafkah. Saya menjual baju saya satu demi satu, hingga tidak punya apa-apa. Saya bersama teman pergi ke rumah Masyayikh (guru) untuk belajar hingga sore hari, kemudian saya pulang kerumah yang sepi untuk minum air karena lapar tidak punya makanan. Saya lakukan hal ini selama dua hari, Pada hari ketiga seorang teman berkata, ” Mari kita pergi ke rumah guru!”, Saya menjawab” Saya lemah dan tidak bisa (berdiri)”, Dia berkata lagi” Kenapa kamu lemah?”, Saya katakan kepadanya” Saya tidak akan merahasiakannya, sudah dua hari saya tidak makan.” Dia berkata,” Saya masih memiliki satu Dinar dan saya berikan kepadamu setengahnya.” [lihat  Al Jarh Wat Ta’dil, Imam Abu Hatim Ar Razi -rahimahullah- ]

Simaklah wahai saudaraku, penuturan dari Imam Muhammad bin Thahir Al Maqdisi -rahimahullah- , yang menceritakan tentang perjalanan menuntut ilmu dan kesulitan yang beliau alami, beliau berkata,” Saya tinggal di Tunis bersama Abu Muhammad bin Al Haddad -rahimahullah- , bekal saya semakin menipis hingga tersisa hanya satu dirham. Saat itu saya butuh roti dan kertas untuk menulis pelajaran. Jika dipakai beli kertas maka saya tidak akan makan roti. Kebingungan ini berlanjut hingga tiga hari (beli roti atau beli kertas –red), selama itu pula Saya tidak merasakan makanan sama sekali. Pada hari keempat, dalam hati saya berkata,”Kalau saya punya kertas, maka saya tidak akan bisa menulis karena sangat lapar. Saya taruh uang satu dirham tersebut di mulut dan saya putuskan untuk keluar dan membeli roti. Tiba-tiba tanpa terasa uang satu dirham tersebut tertelan oleh mulut ke dalam perut, kemudian saya tertawa. Abu Thahir -rahimahullah- mendatangi saya dan bertanya,”Apa yang membuatmu tertawa? Saya menjawab,”Khoir (sesuatu yang baik).” Beliau meminta saya untuk menceritakannya , namun saya tolak. Ia terus memaksa sehingga saya ceritakan kejadiannya, lalu Beliau mengajak saya ke rumahnya dan memberi saya makanan.” [lihat Tadzkiratul Huffadh, Imam Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1246]

Imam Al Bukhori -rahimahullah- berkata,”Saya menemui Adam bin Abi Iyyas di Asqolan untuk belajar darinya. Bekal saya semakin berkurang hingga saya makan rerumputan.”

Lihatlah Ya Ikhwah, Betapa semangatnya para Salaf dalam menuntut ilmu, dan Alloh Azza wa Jalla tinggikan derajat mereka karena ilmu mereka, sehingga nama mereka selalu disebut oleh Muslimin sampai Kiamat kelak dan selalu didoakan kebaikan untuk mereka , Bagaimana dengan antum yaa Ikhwah ???
_______________________-
sumber : Kaifa Tatahammas fi Thalabul Ilmu Syar’I
Abul Qo’qo Muhammad bin Shalih AluAbdillah
http://al-aisar.com/content/view/137/414/      


Inilah Produktifitas Ulama Salaf

Imam Ibnu Rajab Al Hambali -rahimahullah- ketika menulis biografi Ibnu Uqoil berkata,” ibnu Uqail memilki banyak karya tulis dalam berbagai disiplin ilmu. lebih dari 20 karya tulis. Karyanya yang paling besar adalah kitab “ Al Funun” yaitu kitab yang besar sekali.” Al Hafidz Adz Dzahabi -rahimahullah- berkata,” Tidak pernah ditulis di dunia ini yang lebih besar dari kitab “Al Funun”, Saya diberitahu oleh orang yang pernah melihatnya milik seseorang, kitab ini lebih dari 400 jilid !!..” Ibnu Rajab -rahimahullah- menambahkan,” Sebagian orang menyebutkan kitab Al Funun terdiri dari 800 jilid !!”

Al Khatib Al Baghdadi -rahimahullah- berkata,” Saya mendengar As Samsami menceritakan bahwa Imam Ibnu Jarir At Thabari -rahimahullah- tinggal selama 40 tahun dan setiap harinya menulis 40 lembar. Muridnya, Abu Muhammad Al Farghani -rahimahullah- bercerita bahwa beberapa murid Ibnu Jarir menghitung hari-hari dari hidup beliau semenjak baligh hingga wafat dalam usia 86 tahun. Kemudian mereka membagi karyanya dengan usianya, hingga berjumlah 14 lembar setiap hari. Ini sesuatu yang tidak akan mungkin dilakukan oleh seseorang makhluk tanpa bimbingan yang baik dari Alloh Azza wa Jalla .” [lihat : Tarikh Baghdad, Al Baghdadi 2/162]

Imam Muhammad bin Thahir Al Maqdisi berkata,” Saya menulis Shahih Al Bukhori, Shahih Muslim dan Abu Daud tujuh kali. dan saya menulis Sunan Ibnu Majah sepuluh kali .”[lihat : Tarikh Baghdad, Al Baghdadi 6/31]

Imam Ibnul Jauzi -rahimahullah- berkata,” Saya telah menulis dengan tangan saya ini 2000 jilid kitab. Dan orang-orang yang bertaubat melalui tangan saya ini mencapai 100.000 orang [lihat: Tadzkiratul Huffadh, Adz Dzahabi -rahimahullah- 4/1242]

Angka yang fantastis !! ini berarti kita memperkirakan jumlah lembaran setiap jilidnya ada 100 lembar. Dengan demikian jika diperkirakan  jumlah yang ditulisnya sendiri sekitar 200.000 lembar atau sama dengan 400.000 halaman karena setiap lembar terdiri atas 2 halaman..

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata,” Syaikh Abul Faraj (yakni Imam Ibnul Jauzi ) seorang mufti yang banyak menulis. Beliau memiliki karya tulis dalam tema-tema beragam. Saya mencoba menghitungnya dan saya melihatnya lebih dari 1.000 karya tulis.”[lihat : Tadzkiratul Huffadzh, Adz Dzahabi -rahimahullah- 1/415]

Imam Ibnu Rajab Al Hambali ketika menulis biografi Imam Ibnul Jauzi -rahimahullah- berkata,” Tidak ada disiplin ilmu yang ada kecuali beliau memiliki karangan seputarnya. beliau (Ibnul Jauzi) ditanya tentang jumlah karangannya, beliau menjawabnya lebih dari 340 Kitab .”

Al Muwaffaq Abdul latif -rahimahullah- berkata “ Ibnul Jauzi tidak pernah menyia-nyiakan waktunya sedikitpun, Beliau menulis dalam sehari empat buah buku tulis, dan setiap tahunnya karya tulis beliau dicetak 50-60 Jilid.”

Syaikh Al Qummi -rahimahullah- menyebutkan bahwa serbuk pena ‘ Imam Ibnul jauzi” (yakni apa yang jatuh dari pensil ketika di raut digunakan untuk menulis hadits, dikumpulkan hingga banyak sekali. Ibnu jauzi mewasiatkan agar digunakan untuk memanasi air yang akan dipakai kelak untuk memandikan mayatnya. Kemudian wasiat itu ditunaikan dan cukup (untuk memanaskan air) dan masih ada yang tersisa darinya.” [lihat : Dzail Thabaqotil Hanabilah , Imam Ibnu rajab -rahimahullah- 1/412]

Imam Yahya bin Ma’in -rahimahullah- berkata,” Saya telah menulis dengan tangan saya ini satu juta hadits,” kemudian Adz Dzahabi mengomentari dan berkata,” yaitu jumlah ini untuk satu hadits.” [ lihat Al Kuna Wal Qaab, Al Qummy 1/242]

Al Kautsari berkata,” Tafsir Abu Yusuf Al Qozwaini yang berjudul “ Hadaaiq Dzaata bahjah” dikatakan paling kurang ada 300 jilid. Al hafidz Ibnu Syahin juga memilki tafsir sebanyak 1.000 Jilid. Al Qadli Abu Bakar Ibnul Arabi -rahimahullah-  (catatan: Beliau bukanlah Ibnu Arabi –sufi sesat- red ) memiliki kitab Anwaarul Fajr dalam bidang tafisr sebanyak 80.000 lembar, dan Ibnu An Nuqaib Al Maqdisi memiliki tafsir sekitar 100 Jilid.” [lihat : Maqalatul Kautsari]

Profesor Muhammad Al hajawi berkata,” Imam Abid Dunya -rahimahullah-  meninggalkan 1.000 Kitab, Imam Ibnu Asakir -rahimahullah-  menuliskan kitabnya’ Tarikh Al Dimasqi” dalam 80 Jilid. Imam Abu Abdillah Al Hakam Al Naisaburi -rahimahullah- menulis 1.500 juz. Sementara Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- menulis 300 Kitab dalam berbagai disiplin ilmu yang dimuat dalam 500 Jilid. Muridnya yaitu Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah -rahimahullah- menulis 500 Kitab, Imam Al Baihaqi -rahimahullah- menulis 1.000 Jilid hadits , Imam Abu bakar Ibnul Arabi Al maliki -rahimahullah-  menulis tafsirnya yang besar dalam 80 Juz. Imam Abu Ja’far Ath Thahawi -rahimahullah- menulis 1.000 lembar hanya membahas satu masalah yaitu apakah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam melaksanakan haji Qiran, Tamattu atau Ifrad ?, kemudian Imam Abdul malik bin Habib -rahimahullah- seorang ulama Andalusia memiliki karangan 1.000 Kitab .” {lihat : Al Fikrus Sami’ fi Tarikhil Fiqhil Islamy oleh Muhammad Al Hajwi].

Bagaimana dengan antum ya akhi ??? sudah berapa banyak kitab yang engkau tulis, kalaupun engkau belum sanggup menulis atau setidaknya sudah berapa banyak sudah engkau baca ?, ataupun kalau belum keduanya  setidaknya berapa banyak engkau koleksi ?

jadikan waktu antum berharga dengan membaca kitab-kitab para Imam. Insya Alloh Ilmu akan menjadi cahaya untuk kita di dunia dan akherat.

Tahapan dalam Mempelajari Ilmu dan Kitab
Ditulis Oleh: Abu Qo'qo' Alu Abdillah 

            Sebagian orang memiliki semangat yang tinggi untuk belajar ilmu Syar’I dan meraihnya. Ia memulai belajarnya dengan “ Al Mughni “ karya Imam Ibnu Qudamah -rahimahullah- , atau “ Majmu’ Fatawa” karangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- , atau kitab “Fathul Baari Syarah Shahih Bukhori “ karangan Imam Ibnu Hajar Al Atsqolani -rahimahullah- . Dia ingin menyelesaikan membaca kitab besar ini. Dia menyangka bisa menghabiskannya dalam sebulan atau dua bulan dan akan langsung menjadi ulama yang luas ilmu agamanya. Namun, baru saja dia membuka karya besar ulama Salaf ini, dia sudah mendapatkan istilah-istilah dan rumus-rumus sulit yang dia sendiri tidak tahu maknanya. Dia merasa tidak ada yang bisa ia pahami dari yang dibacanya tersebut. Akhirnya, dia meninggalkan belajar dan tidak ingin lagi belajar selamanya. Inilah salah satu kesalahan besar yang terjadi pada sebagian penuntut ilmu syar’I yaitu keinginannya untuk menaiki tangga ilmu syar’I dalam sekali lompatan dan loncatan, hingga ia jatuh dan hancur semangat dan keinginannya untuk belajar.

Padahal seharusnya dia menapaki tangga satu demi satu, sedikit demi sedikit dengan penuh sabar dan ketekunan. Dimulai dari kitab yang kecil, berpindah kepada pertengahan baru kemudian sampai pada kitab yang besar. barangsiapa tergesa-gesa sebelum waktunya, maka ia akan terhalang darinya dan tidak akan mendapatkannya.

Inilah Tahap-tahap dalam menuntut ilmu :

1. Al Qur’anul Karim

Pentingnya bagi penuntut ilmu agar mengkhususkan target tertentu untuk menghafal Al Qur’an setiap hari. Target tersebut hendaknya bisa satu halaman atau setengah halaman atau minimal sepuluh ayat. Sebaiknya menghafalnya satu halaman atau setengah halaman atau minimal sepuluh ayat. Sebaiknya menghafalnya di hadapan seorang ustadz/guru yang menguasai bacaan Al Qur’an. Jika tidak memungkinkan, maka ia bisa dibantu temannya yang memmiliki kesungguhan, karena hal ini akan meningkatkan semangat dan memperkuat keinginan untuk menghafal Al Qur’an. Hendaknya ia sering mengulang-ulang apa yang telah ia hafal secara terus menerus. Hendaknya ia mengulang hafalannya ketika sholat sunnah dan sholat malam. Dengan demikian akan memperkuat hafalannya.

2. Ilmu Tafsir

Sebaiknya para penuntut ilmu untuk membaca setiap harinya tafsir ayat yang akan dia hafal pada hari itu. Dengan mengetahui makna ayat maka bisa membantu dalam menghafalnya. kemudian setelah hafal ayat tersebut, dia kembali membaca tafsirnya untuk memperkuat ingatannya. Bacalah dengan memulai membaca salah satu kitab tafsir ini, yaitu :

tafsir Al Baghowi”, karya Imam Al Baghowi -rahimahullah- , Beliau salah satu Imam Ahlus Sunnah yang mulia, atau kitab “ Zubdatut Tafsir” Karya Syaikh DR Muhammad bin Sulaiman Al Asyqor – hafidhahulloh-, setelah itu berpindah ke tafsir “ Taisir Karimirrahman “ karya Syaikh As’ Sa’di -rahimahullah- , kemudian tafsir “ Fathul Qodir” karya Imam Asy Syaukani -rahimahullah- -. Setelah itu tafsir “ Ibnu Katsir” karya Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- . baru kemudian pindah ke tafsir yang besar seperti tafsir Ibnu Jarir Ath Thabari karya Imam Ath thobari -rahimahullah- atau tafsir Al Qourthuby karya Imam Al c. Qurthuby -rahimahullah-  atau tafsir besar lainnya.

3. Ilmu Hadits dan Syarah (penjelasnya).

Sebaiknya kepada para penuntut ilmu agar bisa menghafal 3-5 hadits setiap harinya. kalu bisa dihadapan seorang guru menguasai ilmu hadits dan bahasa arab. Namun bila kesulitan, ia bisa menghafalnya dengan teman yang bersungguh-sungguh dan memberi motivasi untuk meraih ilmu. Dengan demikian bisa saling menjaga dari ganguan orang lain dan menjaga semangatnya.

Sebaiknya diawali dengan menghafal “ Hadits Arbain” karya Imam An Nawawi -rahimahullah-  dan ditambah dari Imam Ibnu Rajab. disertai dengan membaja penjelasan/syarah haits tersebut yang akan dihafal dari kitab mukhtashor /ringkasan seperti Syarh Al Arba’in oleh Imam Ibnu Daqiq Al ‘Ied -rahimahullah- . (dan kitab syarah arbain yang lainnya seperti syarah arbain oleh Imam Nawawi sendiri, Syarah Arbain oleh Syaikh Al Utsaimin dan yang lainnya banyak sekali kitab yang menjelaskan makna hadits arbain-red), Setelah itu pindah ke kitab “Umdahtul Ahkam” karya Imam Abdul Ghoni Al Maqdisi (kitab yang membahas hadits –hadist hukum yang disepakati oleh Bukhori Muslim –red) dengan menghafal 3-5 hadits setiap hari sambil membawa penjelasannya pada kitab “ Taisir Allam Syarh Umdahtul Ahkam” karya Syaikh Al Bassam -rahimahullah- . Dilanjutkan dengan menghafal kitab “ Al Muntaqo” karya Majd bin Ibnu Taimiyah dengan membaca  penjelasannya dalam “ Nailur Author min Muntaqo Al Akhbar” karya Imam Asy Syaukani. Terakhir berpindah ke kitab “ jami’ul Ulum Wa Al Hikam “karya Imam Ibnu Rajab Al hambali -rahimahullah- .

Setelah menyelesaikan semua kitab diatas, baru berpindah ke kitab-kitab hadits yang besar beserta penjelasannya. Dimulai dengan kitab “ Shahih Bukhori” karya Imam Bukhori -rahimahullah- dengan  membaca syarah-nya yaitu “ Fathul Baari Syarh Shahih Al Bukhori” karya Imam Ibnu Hajar -rahimahullah- .  Kemudian dilanjutkan dengan “Shahih Muslim” karya Imam Muslim -rahimahullah- dengan sekaligus membaca syarahnya yaitu Shahih Muslim Syarh An Nawawi oleh Imam Nawawi -rahimahullah- , kemudian “ Sunan Abu Daud” dengan syarah-nya Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud oleh Al ‘Adzim Abadi. kemudian Sunan At Tirmidzi dengan syarahnya berjudul Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan At Tirmidzi karya Al Mubarakfury.  Setelah itu dilanjutkan ke Sunan An Nasa’I, Sunan Ibnu Majah dan Musnad Ahmad dengan syarah-nya Al fathur Rabbani karya As Sa’ati atau kitab-kitab besar lainnya.

4. Ilmu Tauhid

Sebaiknya seorang penuntut ilmu memulai kitab “ Ushul Tsalatsah karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab beserta syarahnya  Syarh Ushul Ats-Tsalastah dari karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -rahimahullah-  ( dan syarh karya ulama lainnya-red), Kemudian berpindah ke kitab A’laamus Sunnah Al Mansyuroh “ karya Hafidzh Al Hikami , Lalu kitab ‘ Lu’matul I’tiqod Al Hadi Al Mansyuroh” karya Imam Al Maqdisi dengan syarahnya oleh Syaikh Abdulloh bin Jibrin. Selanjutnya, berpindah ke kitab At Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan syarahnya “ Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid karya Syaikh Abdurrahman Alu Syaikh -rahimahullah-  atau Al Qoulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid karya Syaikh Al Utsaimin -rahimahullah- .Kemudian berpindah ke Kitab Al Qowaidul Mutsla fi Syarhi Asma’illah wa Shifatihil Husna karya Syaikh Al Utsaimin, beliau telah menjelaskan sendiri bahwa ceramah penjelasan kitabnya ini telah direkam dalam beberap kaset yang sangat bermanfaat, maka pelajar sebaiknya berusaha untuk mendengarkannya. Selanjutnya berpindah ke kitab Al Aqidah Al Washitiyyah karya Imam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-  dengan syarahnya Syaikh Al Utsaimin juga syarah dari Syaikh DR khalil Harras, Syaikh Sholih Alu Syaikh dan lainnya.

Selanjuttnya mereka bisa mengkaji kitab-kitab yang lebih besar seperti “ Al Aqidah At Tadmuriyyah karya Imam Ibnu Taimiyyah atau Al Aqidatuth Thahawiyah karya Abu Ja’far Ath Thahawi dengan penjelasannya oleh Ibnu Abi Al Izzi, Atau kitab As Sunnah karya Ibnu Buthathah dan kitab Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jamaah karya Imam Al Lalikai -rahimahullah- .

5. Ilmu Fiqih

Sebaiknya penuntut ilmu mengkhususkan dirinya dengan beberapa maslah fiqh yang ingin dia fahami atau kaji setiap harinya kurang lebih 4-7 masalah. Sebaiknya dia memulainya dengan kitab “ Ad Durrarul Bahiyah” karya Imam Asy Syaukani -rahimahullah- . Kemudian dia mendengar kaset “Fatawa Nurun alad Darbi” karya Syaikh Abdul Aziz bin Baaz , Syaikh Muhammad bin Shalih Al Ustaimin –rahimahakumullah-, hingga kitab “ Al Mughni” karya Imam  Ibnu Qudamah Al Maqdisi.

Selanjutnya berpindah ke kitab-kitab fiqh muqorin (perbandingan madzab) dan esiklopedi fiqh seperti kitab  “Al Mughni” karya Imam Ibnu Qudamah dan kitab “ Al Majmu” “Syarahil Muhadzdzab”  karya Imam An Nawawi -rahimahullah-

6. Siroh Nabawiyyah (Biografi  Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam)

Penuntut ilmu sebaiknya memulai dengan mengkaji kitab “Ar Rakhiqul Makhtum” Karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury, kemudian berpindah kitab “Hadzal Habib ya Muhib”karya Syaikh Abu Bakar Al Jazairy -rahimahullah- . Selanjutnya mengkaji kitab “ As Siroh An Nabawiyyah” karya Imam Ibnu Katsir -rahimahullah- dan kitab Zaadul Ma’ad karya Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah -rahimahullah- .

7. Tarikh (Sejarah Islam) , Biografi Ulama dan Informasi tentang mereka – rahimakumulloh-

Sebaiknya penuntut ilmu memulia dengan membaca kitab “ Shuwar min Hayaatis Shahabah dan kitab Shuwar min Hayaatit Tabi’in” keduanya karya Syaikh DR Abdurrahman Ra’fat Al Basya . Selanjutnya kitab “Ar Riqqah wal Buka” karya Imam Ibnu Quda,ah -rahimahullah- . Kitab Az Zuhd oleh Imam Ahmad -rahimahullah- . Dan kitab Al Bidayah wa An Nihayah karya Imam Ibnu Katsir. kemudian kitab Siyar A’lamin An Nubala karya Al Haidzh Adz Dzahabi -rahimahullah- dan berpindah ke kitab At Tarikh Baghdad karya Al Khatib Al Baghdadi -rahimahullah-  serta kitab-kitab besar lainnya.

8. Pendidikan Keimanan

Dimulai bertahap dengan membaca  At Tibyan fi Adabi Hamlatil Qur’an karya Imam An Nawawi -rahimahullah- , kemudian berpindah ke kitab Mukhtashor Minhail Qoshidin karya Ibnu Qudamah Al Maqdisi -rahimahullah-, kemudian dilanjutkan ke kitab Istisyaq Nasim Al Unsy karya Imam Ibnul Jauzy -rahimahullah- , berikutnya kitab Al Jawaabul Kaafi liman saala anid Dawaaisy Syafii dikenal dengan nama Ad Daa wa Dawaa karya Imam Ibnu Qoyyim -rahimahullah-  kemudian kitab At Takhwif minan Naar karya Imam Ibnu rajab, baru berpindah ke kitab-kitab besar seperti Madaarijus Salikin karya Imam Ibnul Qoyyim dan kitab besar lainnya.

Dapatkan kitab asli dan terjemahan dari kitab yang direkomendasikan diatas di www.al-aisar.com, keterangan lebih lanjut hubungi admin@al-aisar.com
_______________________
sumber : 102 kiat agar semangat menuntut ilmu membara
oleh Abul Qo’qo AluAbdillah
ditulis kembali oleh Abu Umair dengan sedikit perubahan redaksi bahasa.
dilarang mengkopi seluruh atau sebagian artikel ini kecuali menyertakan www.al-aisar.com sebagai sumbernya.

 
Test © 2010 | Designed by My Blogger Themes | Blogger Template by Blog Zone