SYAIR DARI ABUL ASWAD ADDU’ALI
يا أيها الرجل المعلم غيره *** هلا لنفسك كان ذا التعليم
أتراك تلقح بالرشاد عقولنا *** صفة وأنت من الرشاد عديم
لا تنه عن خلق وتأتي مثله *** عار عليك إذا فعلت عظيم
ابدأ بنفسك فانهها عن غيها *** فإذا انتهت عنه فأنت حكيم
فهناك ينفع إن وعظت ويقتدى *** بالقول منك وينفع التعليم
—
Wahai orang yang mengajari orang lain
Tidakkah kau mengajari dirimu dulu (sebelum orang lain)
—
Pantaskah kau tanamkan pada akal kami “sifat mulia”
Tapi ternyata, pada dirimu sendiri sifat itu tidak ada
—
Janganlah melarang akhlak (yang buruk), tapi kau sendiri melakukannya
Sungguh sangat tercela, jika kau tetap saja mengerjakannya
—
Mulailah dari dirimu, dan lepaskanlah kotorannya
Karena engkaulah sang bijaksana, jika kau telah lepas darinya
—
Saat itulah, nasehat dan didikanmu kan berguna
Begitu pula ucapanmu, kan banyak orang yg mengikutinya
===========================================
.
Cuplikan SYA’IR IBNUL WIRDI
اعتزل ذكر الأغاني والغزل *** وقل الفصل وجانب مَنْ هزل
واهجر الخمرة إن كنت فتى *** كيف يسعى في جنونٍ من عقل
ليس من يقطعُ طرْقاً بطلاً *** إنَّما من يتقي اللهُ البطل
اطلب العلم ولا تكسل فما *** أبعد الخير على أهل الكسل
لا تقل قد ذهبت أربابه *** كل من سار على الدرب وصل
اطرح الدنيا فمن عاداتها *** تخفض العالي وتعلي من سفل
لا تقل أصلي وفصلي أبدا *** إنما أصل الفتى ما قد حصل
ليس يخلو المرء من ضدٍّ ولو *** حاول العزلة في رأس الجبل
غِبْ وزُرْ غِبًّا تزد حبًّا فمن *** أكثر الترداد أقصاه الملل
حبك الأوطان عجز ظاهر*** فاغترب تلق عن الأهل بدل
فبمكث الماء يبقى آسناً *** وسرى البدر به البدر اكتمل
—
Menjauhlah dari nyanyian dan puisi cinta
Katakan selamat tinggal, dan hindarilah orang yang (sering) canda
—
Jauhilah semua yang memabukkan, jika memang kalian pemuda
Bagaimana orang yang berakal ingin membuat dirinya gila
—
Perampok jalanan bukanlah pemberani
Tapi yang bertakwa pada Alloh, dialah sang pemberani
—
Tuntutlah ilmu dan jangan malas-malasan
Karena begitu jauhnya pemalas dari kebaikan
—
Jangan katakan: Para imamnya ilmu telah pergi
Karena setiap orang yang berjalan di atas rel, pasti akan sampai
—
Campakkanlah dunia, karena kebiasaannya
Menghinakan orang yang mulia, dan memuliakan orang yang hina
—
Jangan sekali-kali kau katakan “inilah asalku dan leluhurku (yang mulia)”
Karena asal (kemuliaan) pemuda ditentukan oleh apa yang dicapainya
—
Siapapun takkan selamat dari permusuhan
Meski ia berusaha menyendiri di puncak pegunungan
—
Menjauh dan menjauhlah, niscaya engkau akan lebih mendapat kecintaan
Siapapun yang sering berjumpa, ujung-ujungnya adalah kebosanan
—
Kecintaanmu untuk (menetap) di daerah adalah kelemahan yang nyata
Merantaulah, niscaya kau kan dapatkan gantinya keluarga
—
(Perhatikanlah…), bagaimana air bisa rusak karena menetapnya
Sedang bulan terus berjalan hingga bisa menjadi purnama
===========================================
.SYAIR TENTANG HIJAB ADALAH KEMULIAAN BAGI WANITA
يا حرة عرفت بالأمس عالية *** واليوم يبغونها للهو واللعب
لا يستوي من رسول الله قائده *** دوما وآخر يهديه أبو لهب
وأين من كانت الزهراء قدوتها *** ممن تقف خطا حمالة الحطب
إن الحياء من الإيمان فاتخذي *** منه حليك يا أختاه واحتسبي
فلا تبالي بما قالوه من شبه *** وعندك العقل إن تدعيه يستجب
فاستمسكي بعرى الإيمان وارتفعي *** بالنفس عن طغاة الشر واجتنبي
—
Wahai wanita merdeka yang kemarin begitu mulia
Tapi sekarang mereka ingin jadikan sebagai obyek hiburan dan mainannya
—
Tidaklah sama orang yang selalu menjadikan Rosululloh sebagai tauladannya
dengan orang yang menjadikan Abu Lahab sebagai panutannya
—
Mana (yang lebih mulia), wanita yang Aisyah sebagai contohnya
ataukah wanita yang pembawa kayu bakar (istri Abu Lahab) sebagai titian jalannya
—
Wahai saudariku, sungguh rasa malu adalah bagian dari Iman
maka ambillah ia sebagai penghias, dan berharaplah pahala dari Tuhan
—
Jangan hiraukan ocehan syubhat mereka
karena kau punya akal yang dapat menjawabnya
—
Berpeganglah dengan tali Iman, dan raihlah kemuliaan jiwa
yang suci dari (zina) puncaknya kekejian dan menjauhlah engkau darinya
===========================================
.SYAIR IMAM SYAFI’I, YANG DILANTUNKANNYA MENJELANG WAFATNYA
ولما قسا قلبي وضاقت مذاهبي *** جعلت الرجا مني لعفوك سلما
تعاظمني ذنبي فلما قرنته *** بعفوك ربي كان عفوك أعظما
وما زلتَ ذا عفو ولم تزل *** تجود وتعفو منة وتكرما
—
Ketika telah keras hatiku dan menjadi sempit jalan hidupku
Ku jadikan harapanku sebagai tangga menuju ampunan-Mu
—
Kulihat dosaku seakan begitu besar
tapi saat kusandingkan dengan ampunan-Mu, ternyata ampunan-Mu (jauh) lebih besar
—
Engkau selalu dan akan terus memaafkan
Serta memberi dengan anugerah dan kemurahan