Abu Darda radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya di antara orang-orang yang lisannya basah dengan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, akan masuk Surga sambil tertawa." (Shifaatsush Shafwah, Ibnul Jauzi rahmahullah)
Sa'id bin Musayyib berkata:
"Umar bin Al Khaththab radhiyallahu 'anhu mengucapkan delapan belas kalimat, semuanya adalah kata-kata hikmah, beliau berkata:
Tidaklah engkau memberikan balasan kepada orang yang memaksiati Alloh kepadamu, (yang lebih bagus) dengan seperti engkau mentaati Alloh kepadanya.
Letakkanlah urusan saudaramu pada tempatnya yang paling baik, sampai datang kepadamu dari dia sesuatu yang membuatmu kalah.
Janganlah berprasangka buruk kepada kata-kata yang tidak baik yang keluar dari mulut seorang muslim, sementara engkau masih mendapatkan kemungkinan baik padanya.
Siapa yang mencampakkan dirinya kepada tuduhan, janganlah ia mencaci orang yang berburuk sangka kepadanya.
Siapa yang menyembunyikan rahasianya, maka kebaikan akan selalu berada di tangannya.
Hendaklah berteman dengan orang yang jujur, niscaya engkau akan hidup bahagia ditengah-tengah mereka, karena mereka adalah hiasan di kala senang dan bantuan dikala susah.
Hendaklah engkau berbuat jujur walaupun engkau dibunuh.
Jangan menyindir dalam perkara yang tidak bermanfaat.
Jangan bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi, karena yang telah terjadi saja menyibukkan kita dari sesuatu yang belum terjadi.
Janganlah engkau meminta keperluan kepada orang yang tidak suka jika engkau mendapatkannya.
Jangan meremehkan bersumpah dusta, karena Alloh akan membinasakanmu.
Jangan berteman dengan orang-orang yang jahat untuk mempelajari kejahatan mereka.
Jauhilah musuhmu.
Waspadalah terhadap temanmu, kecuali teman yang amanah, dan teman yang amanah adalah yang takut kepada Alloh.
Bersikap khusyu'lah di sisi kuburan.
Bersikap hinalah ketika berbuat taat.
Tahan dirimu ketika dihadapkan kepada maksiat.
Bermusyawarahlah dengan orang-orang yang selalu takut kepada Alloh, karena Alloh berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". (Fathir: 28).
(Kanzul 'Ummaal 16/262 no 44372).
http://www.facebook.com/note.php?note_id=196342457079356
Bait dari Ali bin Abi Tholib -rodliallohu anhu-:
الناس من جهة التمثيل أكفاء أبوهم آدم والأم حواء
نفس كنفس وأرواح مشاكلة وأعظم خلقت فيهم وأعضاء
فإن يكن لهم في أصلهم شرف يفاخرون به فالطين والماء
ما الفخر إلا لأهل العلم إنهم على الهدى لمن استهدى أدلاء
وقدر كل امرئ ما كان يحسنه وللرجال على الأفعال أسماء
وضد كل امرئ ما كان يجهله والجاهلون لأهل العلم أعداء
ففز بعلم تعش حيا به أبدا الناس موتى وأهل العلم أحياء
===
Manusia dipandang dari luarnya itu sama
Ayah mereka Nabi Adam sedang Ibu mereka Siti Hawa
-
Badan mereka sama, begitu pula arwahnya
Mereka adalah susunan tulang dan anggota badannya
-
Jika saja mereka berhak dg kemuliaannya asal-usul yg mereka banggakan
Maka (banggakah mereka dg) tanah dan air (asal usul kehidupan)?!
-
Kebanggaan tidaklah pantas kecuali untuk para ulama
Krn mrk di atas petunjuk, dan jg sbg penunjuk bagi yg menghendakinya
-
Harga diri setiap orang adalah pada kebaikan yg dilakukannya
Oleh karenanya orang-orang memiliki julukan dari hasil pekerjaannya
-
Musuh setiap orang itu kebodohannya
Krn itulah orang-orang bodoh menjadi musuh para ulama
-
Maka raihlah kemenangan dg ilmu -yg dgnya kau kan hidup selamanya-
Lihatlah bagaimana manusia mati, sedang para ulama ttp hidup (namanya)!
—
Bait dari Imam Syafi’i -rohimahulloh-:
أُحِبُّ الصَّالحين و لَسْتُ مِنْهُمْ *** لَعَلِّيَ أَن أنالَ بهم شفاعهْ
وأَكرهُ من تجارتُه المعاصي *** و لو كنّا سواءً في البِضاعهْ
===
Aku mencintai orang-orang saleh meski aku bukan dari mereka
Dg harapan; dg mencintai mereka aku nanti mendapatkan syafaatnya
-
Dan aku membenci orang yg maksiat adalah dagangannya
Meski kami sama-sama dalam barang dagangannya
http://addariny.wordpress.com/2010/07/21/bait-bait-indah-yg-menggugah/
Sebagian Salaf berkata, “Wahai manusia, engkau membutuhkan bagian dunia, tetapi terhadap akhirat engkau lebih membutuhkannya. Jika engkau memulainya dengan dunia, maka engkau telah mengabaikan akhirat, sedangkan duniamu ada dalam titik bahaya. Dan jika engkau memulainya dengan akhirat, maka engkau memperoleh duniamu, karena itu lakukanlah dengan baik.”[Fadhaa-iludz Dzikr, hal. 19, karya Ibnul Jauzi.]
"Bagaimana seseorang dapat menikmati kehidupan sedangkan dia tahu bahwa Ilah semua makhluk akan bertanya kepadanya. Dia akan menyiksa karena kezhaliman seorang hamba, dan akan membalasnya dengan pahala karena kebaikan yang ia lakukan." [Syarhush Shuduur, hal. 295.]
Al-Hasan al-Bashri menulis surat kepada ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullah, beliau berkata, “Amma ba'du: Dunia adalah sebuah perjalanan, bukan tempat menetap. Allah menurunkan Adam ke dunia sebagai balasan atas apa yang dia lakukan, maka berhati-hatilah wahai Amirul Mukminin, karena sesungguhnya bekal dunia adalah dengan meninggalkannya dan kekayaannya adalah kefakirannya. Setiap saat ada yang terbunuh di dalamnya, terhinalah orang yang memuliakannya, dan fakirlah orang yang mengumpulkannya. Ia bagaikan racun mematikan yang diminum oleh orang yang tidak mengetahuinya, maka jadilah engkau seperti orang yang sedang mengobati luka, dia merasakan demam dalam waktu yang singkat karena merasa takut akan sesuatu yang menyakitkan dalam waktu yang lama dan bersabarlah menelan obat karena takut akan musibah yang berkepanjangan.
Saudaraku tercinta…
Seandainya engkau adalah pemimpin suatu kaum yang menuju,
duniamu yang penuh dengan kebohongan yang engkau ukir.
Niscaya aku akan mengatakan bahwa itu adalah sebuah bencana, tumbuhannya adalah kesengsaraan,
sedangkan airnya yang tawar adalah racun yang menjalar bagi seseorang.
[Mawaariduzh Zham-aan (I/640)]
Dunia adalah fatamorgana yang terus memanjang dan merupakan malam yang gelap… pencari dunia bagaikan orang yang meminum air lautan, semakin banyak dia meminumnya, maka akan semakin haus.[As-Siyar (V/263)]
Wahib bin al-Ward rahimahullah berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah sikapmu yang tidak merasa putus asa terhadap orang lain karena sesuatu yang tidak engkau dapatkan dan engkau tidak gembira dengan apa-apa yang engkau dapatkan dari dunia.”[Hilyatul Auliyaa’ (VIII/140]
http://www.almanhaj.or.id/content/2532/slash/0
Bait dari Ali bin Abi Tholib -rodliallohu anhu-:
الناس من جهة التمثيل أكفاء أبوهم آدم والأم حواء
نفس كنفس وأرواح مشاكلة وأعظم خلقت فيهم وأعضاء
فإن يكن لهم في أصلهم شرف يفاخرون به فالطين والماء
ما الفخر إلا لأهل العلم إنهم على الهدى لمن استهدى أدلاء
وقدر كل امرئ ما كان يحسنه وللرجال على الأفعال أسماء
وضد كل امرئ ما كان يجهله والجاهلون لأهل العلم أعداء
ففز بعلم تعش حيا به أبدا الناس موتى وأهل العلم أحياء
===
Manusia dipandang dari luarnya itu sama
Ayah mereka Nabi Adam sedang Ibu mereka Siti Hawa
-
Badan mereka sama, begitu pula arwahnya
Mereka adalah susunan tulang dan anggota badannya
-
Jika saja mereka berhak dg kemuliaannya asal-usul yg mereka banggakan
Maka (banggakah mereka dg) tanah dan air (asal usul kehidupan)?!
-
Kebanggaan tidaklah pantas kecuali untuk para ulama
Krn mrk di atas petunjuk, dan jg sbg penunjuk bagi yg menghendakinya
-
Harga diri setiap orang adalah pada kebaikan yg dilakukannya
Oleh karenanya orang-orang memiliki julukan dari hasil pekerjaannya
-
Musuh setiap orang itu kebodohannya
Krn itulah orang-orang bodoh menjadi musuh para ulama
-
Maka raihlah kemenangan dg ilmu -yg dgnya kau kan hidup selamanya-
Lihatlah bagaimana manusia mati, sedang para ulama ttp hidup (namanya)!
—
Bait dari Imam Syafi’i -rohimahulloh-:
أُحِبُّ الصَّالحين و لَسْتُ مِنْهُمْ *** لَعَلِّيَ أَن أنالَ بهم شفاعهْ
وأَكرهُ من تجارتُه المعاصي *** و لو كنّا سواءً في البِضاعهْ
===
Aku mencintai orang-orang saleh meski aku bukan dari mereka
Dg harapan; dg mencintai mereka aku nanti mendapatkan syafaatnya
-
Dan aku membenci orang yg maksiat adalah dagangannya
Meski kami sama-sama dalam barang dagangannya
http://addariny.wordpress.com/2010/07/21/bait-bait-indah-yg-menggugah/
Sebagian Salaf berkata, “Wahai manusia, engkau membutuhkan bagian dunia, tetapi terhadap akhirat engkau lebih membutuhkannya. Jika engkau memulainya dengan dunia, maka engkau telah mengabaikan akhirat, sedangkan duniamu ada dalam titik bahaya. Dan jika engkau memulainya dengan akhirat, maka engkau memperoleh duniamu, karena itu lakukanlah dengan baik.”[Fadhaa-iludz Dzikr, hal. 19, karya Ibnul Jauzi.]
"Bagaimana seseorang dapat menikmati kehidupan sedangkan dia tahu bahwa Ilah semua makhluk akan bertanya kepadanya. Dia akan menyiksa karena kezhaliman seorang hamba, dan akan membalasnya dengan pahala karena kebaikan yang ia lakukan." [Syarhush Shuduur, hal. 295.]
Al-Hasan al-Bashri menulis surat kepada ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullah, beliau berkata, “Amma ba'du: Dunia adalah sebuah perjalanan, bukan tempat menetap. Allah menurunkan Adam ke dunia sebagai balasan atas apa yang dia lakukan, maka berhati-hatilah wahai Amirul Mukminin, karena sesungguhnya bekal dunia adalah dengan meninggalkannya dan kekayaannya adalah kefakirannya. Setiap saat ada yang terbunuh di dalamnya, terhinalah orang yang memuliakannya, dan fakirlah orang yang mengumpulkannya. Ia bagaikan racun mematikan yang diminum oleh orang yang tidak mengetahuinya, maka jadilah engkau seperti orang yang sedang mengobati luka, dia merasakan demam dalam waktu yang singkat karena merasa takut akan sesuatu yang menyakitkan dalam waktu yang lama dan bersabarlah menelan obat karena takut akan musibah yang berkepanjangan.
Saudaraku tercinta…
Seandainya engkau adalah pemimpin suatu kaum yang menuju,
duniamu yang penuh dengan kebohongan yang engkau ukir.
Niscaya aku akan mengatakan bahwa itu adalah sebuah bencana, tumbuhannya adalah kesengsaraan,
sedangkan airnya yang tawar adalah racun yang menjalar bagi seseorang.
[Mawaariduzh Zham-aan (I/640)]
Dunia adalah fatamorgana yang terus memanjang dan merupakan malam yang gelap… pencari dunia bagaikan orang yang meminum air lautan, semakin banyak dia meminumnya, maka akan semakin haus.[As-Siyar (V/263)]
Wahib bin al-Ward rahimahullah berkata, “Zuhud terhadap dunia adalah sikapmu yang tidak merasa putus asa terhadap orang lain karena sesuatu yang tidak engkau dapatkan dan engkau tidak gembira dengan apa-apa yang engkau dapatkan dari dunia.”[Hilyatul Auliyaa’ (VIII/140]
http://www.almanhaj.or.id/content/2532/slash/0