Mutiara Hikmah IX

Label:

al-Hasan al-Bashri mengatakan, "Sesunguhnya orang yang beriman selalu memadukan antara kebajikan dan rasa takut, sedang orang kafir selalu memadukan antara keburukan dan perasaan aman (dari siksa Allah)." (Ath-Thabari [XIX/45])

==================

Fudhayl Ibn ‘Iyādh berkata, “Rasa takut seorang hamba kepada Allah adalah sebesar tingkat keilmuannya terhadap Allah; dan tingkatan zuhudnya terhadap dunia adalah sebesar hasratnya terhadap akhirat.” (Ad-Dun-ya Zhill Za-il, hal. 28)

==================

Rabi` Ibn Abi Rasyid berkata,
لَوْ فَارَقَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلْبِيْ سَاعَةً لَخَشِيْتُ أَنْ يَفْسدَ عَلَيَّ قَلْبِيْ
“Sekiranya kalbuku terpisah sesaat saja dari mengingat kematian, maka aku benar-benar khawatir kalbuku menjadi rusak.” [Lihat Shifah ash-Shafwah, vol. III, hal. 109; dan az-Zuhd, Ibnu'l Mubārak, hal. 90. Dalam al-Ihyā', vol. IV, hal. 451]

==================

Abdullah bin al-Mubarak berkata: "Sesungguhnya mengklaim (menganggap) diri sendiri sebagai orang yang zuhud, justru mengeluarkan dirimu dari kezuhudan. Karena dengan cara itu, kamu telah menarik pujian dan sanjungan untuk dirimu." (Shifatush Shafwah, IV/137. Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?", Pustaka At-Tibyan, Solo)

==================

Al-Imam Ibnu Baththah Al-Ukbari berkata: “Telah sepakat para ulama ahli fiqh, ilmu, dan ahli ibadah, dan juga dari kalangan Ubbad (ahli ibadah) dan Zuhhad (orang-orang zuhud) sejak generasi pertama umat ini hingga masa kita ini: bahwa shalat Jum’at, Idul Fitri dan Idul Adha, hari-hari Mina dan Arafah, jihad, haji, serta penyembelihan qurban dilakukan bersama penguasa, yang baik ataupun yang jahat.” (Al-Ibanah, hal. 276-281, dinukil dari Qa’idah Mukhtasharah hal. 16)

==================

Keutamaan Ulama
Abu Muslim Al-Khaulani -rahimahullah- berkata: “Para ulama di muka bumi seperti bintang-bintang di langit. Bila bintang-bintang itu tampak, maka orang-orang mengambil petunjuk dengan bintang-bintang itu. Dan bila bintang-bintang itu tidak terlihat oleh mereka, mereka menjadi bingung.” (Diambil dari Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim, Ibnu Jamaah Al-Kinani).

==================

Kesungguhan Imam Bukhari dalam mengambil faedah dari ilmu
Al Imam Al Bukhari radhiallahuanhu terjaga dari tidurnya dalam satu malam, lalu menyalakan lentera dan menuliskan faedah yang terlintas di pikirannya, kemudian memadamkan lenteranya. Setelah itu beliau bangun kembali dan seterusnya. Sehingga hal itu terhitung dilakukan beliau dalam satu malam hampir 20 kali.(Al-Bidayah wa An-Nihayah 11/28)

==================

Pergilah ke Rabi’ah, pelajarilah adabnya sebelum ilmunya
Malik bercerita, “Aku berkata kepada ibuku, ‘Bolehkah aku pergi untuk menulis ilmu?’ Ibuku menjawab, ‘kemarilah, pakailah baju ilmu.’ Beliau memakaikan untukku baju berkancing, meletakan songkok diatas kepalaku dan memakaikan sorban untukku diatasnya. Kemudian berkata, ‘Berangkatlah dan tulislah sekarang.’ Ibuku berkata, ‘Pergilah ke Rabi’ah, pelajarilah adabnya sebelum ilmunya’.”

==================

Wahai anakku, perbaikilah lisan kalian
Sebagian salaf berwasiat kepada anak-anaknya: “Wahai anakku, perbaikilah lisan kalian. Karena seseorang benar-benar ditimpa bencana ketika dia ingin berhias dengan meminjam pakaian dan kendaraan saudaranya, tetapi dia tidak mendapatkan seseorang yang bisa dipinjam lisannya.”

==================

Cinta Al-Qur'an
Khabbab Radhiallahu 'Anhu berkata: "Bertaqarrublah kepada Allah semampumu! Ketahuilah sesuatu yang paling disukai oleh Allah Ta'ala untuk bertaqarrub kepadaNya adalah kalamNya (membaca Al-Qur'an)."

Utsman bin Affan Radhiallahu'Anhu berkata: "Andaikan hati kalian itu bersih, maka tidak akan pernah kenyang dari kalam Rabb kalian (ingin selalu membaca Al-Qur'an)."

Ibnu Mas'ud Radhiallahu'Anhu berkata: "Barangsiapa ingin mengetahui bahwa ia cinta kepada Allah Ta'ala, maka hendaklah mengukur dirinya dengan Al-Qur'an. Jika ia cinta kepada Al-Qur'an, berarti cinta kepada Allah, karena Al-Qur'an adalah kalam Allah Ta'ala."

==================

Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata, “Seandainya manusia mengetahui bahwa nikmat Allah yang ada dalam musibah itu tidak lain seperti halnya nikmat Allah yang ada dalam kesenangan, niscaya hati dan lisannya akan selalu sibuk untuk mensyukurinya.” (Syifaa`ul ‘Aliil: 525)

==================

Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berkata, “Para malaikat adalah para penjaga langit, sedangkan ashhabul hadits adalah penjaga bumi.” (Syaraf Ashabul Hadits (80) dengan sanad yang tidak bermasalah).

Ia juga mengatakan, “Perbanyaklah menguasai hadits, karena ia adalah senjata.” (Abu Nu’aim, al-Hilyah (6/364))

==================

Abu Muhammad 'Abdullah bin Muhammad bin Sarah al-Andalusyi asy-Syantarini berkata dalam bait syairnya:
Wahai orang yang berteriak kepada yang menyerukan kesengsaraan..
Sesungguhnya itu telah diserukan oleh dua penyeru kematian, (yakni) uban dan ketuaan.
Jika engkau tidak mendengar peringatan, lantas bagaimana menurutmu mengenai dua hal yang peka dikepalamu, (yakni) pendengaran dan penglihatan.
Bukankah yang tuli dan buta itu melainkan seseorang yang tidak dituntun oleh dua petunjuk, (yakni) mata dan dalil (atau al-Qur'an dan as-Sunnah).
Masa tidaklah abadi, tidak pula dunia, tidak pula langit yang tinggi dan tidak pula dua cahaya (yakni) matahari dan bulan.
Semuanya benar-benar akan lenyap meningalkan dunia, meskipun perpisahannya tidak disukai oleh dua penduduk perkotaan dan pedalaman.
(Disalin dari shahih tafsir ibnu katsir juz 17 hal.189-190. Pustaka Ibnu Katsir)

==================

Seorang penyair berkata:
Wahai wanita yang dulu dikenal kemuliaannya *** sedangkan sekarang mereka menginginkannya jadi bahan mainan dan sendau gurau
Tidaklah sama antara orang yang dibimbing oleh Rasulullah *** dengan orang yang mengikuti jejak Abu jahal
Tidaklah sama wanita yang mejadikan 'Aisyah sebagai suri tauladannya *** dengan yang mengikuti langkah sipembawa kayu bakar (istri abu lahab).
Sesunguhnya malu adalah sebagian dari iman maka *** jadikanlah ia sebagai hiasanmu wahai sadariku dan harapkanlah pahala karenanya
Jangan kau pedulikan apa yang mereka lontarkan dari berbagai kerancuan *** karena engkau punya akal yang akan menunjukinmu
Berpeganglah dengan bukhul tali keimanan ***   jagalah wibawamu dan jauhilah para pengajak kesesatan dan tinggalkanlah mereka
Kenistaan merupakan penyakit yang bahayanya *** akan menular  seperti penyakit lepra dan kudis
Jagalah rasa malumu sebagaimana engkau menjaga kehormatanmu dan jangan lemah *** bersabar dan tabahlah untuk menggapai keridhaan Allah subhanahu wata'ala.
Betapa buruknya seorang gadis yang tidak punya rasa malu *** sekalipun ia memakai perhiasan emas dan permata
Jilbab yang kita inginkan adalah kehormatan *** bagi setiap kaum wanita yang tidak ingin dicela dan dihina
Jika iblis merayumu untuk berbuat maksiat *** maka binasakan dia dengan membaca istighfar
Juga dengan shalat dipagi hari dengan penuh kekhusyuan *** bersujud untuk mengakui dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah

==================

Penyair lain berkata:
Tidak berguna kecantikan dan kecerdasan seorang gadis *** jika tidak dipergunakan dijalan kebaikan
Kecantikannya hanya sebatas miliknya *** akan tetapi yang bermanfaat bagi manusia adalah kehormatan dan kesalihannya

==================

Imam Abu Hanifah (Imam mazhab Hanafi) rahimahullah memiliki perkataan yang bagus dalam menjelaskan prinsip takdir yang benar:
“Tidak ada hamba yang oleh takdir Allah dipaksa untuk beriman atau untuk kafir. Namun Allah menciptakan para hamba-Nya dengan memiliki pribadi masing-masing. Iman dan kufur adalah perbuatan hamba. Namun Allah Ta’ala MENGETAHUI (bukan memaksa) siapa saja yang kafir. Dan jika hamba yang kafir tersebut lalu beriman, Allah mencintainya dan sesungguhnya Allah sudah mengetahuinya (bahwa ia akan beriman) tanpa ada perubahan ilmu pada sisi Allah (dari tidak mengetahui menjadi mengetahui)” (Al Fiqhu Al Akbar, hal. 302)
[Dinukil dari I’tiqad A-immatil Arba’ah, Muhammad Bin Abdirrahman Al Khumais]

==================

Baiknya Batin Akan Tercermin Pada Lahiriyah
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Baiknya batin sebenarnya akan menampakkan baiknya lahiriyah walaupun seseorang tidak memiliki tampan yang elok. Sebenarnya, seseorang akan semakin elok karena semakin baiknya batin yang ia miliki. Seorang mukmin akan mendapatkan keelokan tersebut tergantung pada kadar imannya. Jika yang lain melihatnya, maka pasti akan menaruh perhatian padanya. Dan siapa saja yang berinteraksi dengannya, pasti akan mencintainya dikarena keelokan yang tampak ketika memandangnya. Maka boleh jadi engkau melihat orang yang sholeh dan sering berbuat baik serta memiliki akhlak yang mulai, engkau lihat kelakuannya sungguh amat baik, padahal boleh jadi wajahnya itu hitam dan kurang menarik. Lebih-lebih jika Allah memberinya karunia (dengan wajah yang cerah) karena dia giat shalat malam. Sungguh shalat malam itu akan membuat wajah semakin cerah dan indah kala dipandang." (Roudhotul Muhibbin, 221)

PELAJARAN:
Tentu orang yang enggan taat pada aturan berjilbab, pasti menandakan batinnya pun rusak. Karena perintah berjilbab adalah perintah yang wajib. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita sekalian ke jalan-Nya.

==================

Ibnu Abi Ad-Dunya meriwayatkan dari Syaddad bin Aus, ia berkata, "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya." (Al Maut hlm. 69) Sumber: File Naskah Majalah As-Sunnah Th. VIII Edisi 12

 ==================

Basyr bin Al Harits Al Hafiy mengatakan, "Aku tidak mengetahui ada seseorang yang ingin tenar kecuali berangsur-angsur agamanya pun akan hilang. Silakan jika ketenaran yang dicari. Orang yang ingin mencari ketenaran sungguh ia kurang bertakwa pada Allah." Suatu saat juga Basyr mengatakan, "Orang yang tidak mendapatkan kelezatan di akhirat adalah orang yang ingin tenar." (Ta'thirul Anfas 284)

==================

Inilah Sikap Wara'
Diriwayatkan Khalid al-Khadimy: Imam Abu Hanifah mengirim 70 helai kain melalui Al Bisyr untuk dijual di Mesir, dan beliau menulis surat kepadanya bahwa kain yang telah diberi tanda, ada cacatnya. Beliau juga memintanya untuk menjelaskan cacat tersebut kepada calon pembeli.

Setelah kembali ke Irak, Al Bisyr menyerahkan uang hasil penjualan kepada Abu Hanifah sebanyak 3000 keping dinar (± 12,75 kg emas, dengan asumsi 1 dinar = 4,25 gr).
Lalu Abu Hanifah menanyakan kepada Al Bisyir, apakah 1 kain yang cacat ia jelaskan cacatnya kepada pembeli saat dijual?
Al Bisyr menjawab, "Aku lupa".
Seketika, sang imam (Abu Hanifah) berdiri, lalu mensedekahkan seluruh hasil penjualan 70 helai kain tersebut. Sebuah nilai yang sangat besar, 12,75 kg emas

==================

"Terbunuhnya diriku lebih ringan saya rasakan daripada mereka melihat auratmu wahai istriku"
-Usman BinAffan Radhiallahu anhu-
Perjuangan beliau menjaga kehormatan keluarga dan orang yg beliau cintai

==================

 Berkata Imam Ibnu Hibban :
الواجب على العاقل لزوم السلامة بترك التجسس عن عيوب الناس، مع الاشتغال بإصلاح عيوب نفسه؛ فإن من اشتغل بعيوبه عن عيوب غيره أراح بدنه ولم يُتعب قلبه، فكلما اطلع على عيب لنفسه هان عليه ما يرى مثله من أخيه، وإن من اشتغل بعيوب الناس عن عيوب نفسه عمي قلبه وتعب بدنه وتعذر عليه ترك عيوب نفسه
“Wajib bagi orang yang berakal untuk mencari keselamatan dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus (mencari-cari aib orang lain), dan hendaklah ia senantiasa sibuk memikirkan aibnya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan aibnya sendiri dan melupakan aib orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa lelah. Setiap kali dia melihat aib yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat aib yang serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk mencari aib orang lain dan melupakan aibnya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.” (Raudhatul ‘Uqala hal. 131).

==================

Malik bin Dinar berkata :
إن البدن إذا سقم لا ينجع فيه طعام ولا شراب ولا نوم ولا راحة. وكذلك القلب إذا علق حب الدنيا لم ينجع فيه المواعظ
“Sesungguhnya apabila badan sakit, maka makan, minum, tidur dan istirahat tidak enak baginya. Begitu juga dengan hati, apabila ia cenderung kepada dunia, maka nasihat-nasihat tidak lagi berguna baginya.” (Shifatush Shafwah : 3/278).

==================

Berkata budak dari Sa’id bin al-Musayyib mengenai tuannya :
ما نودي للصلاة منذ أربعين سنة إلا وسعيد في المسجد
“Tidaklah dikumandangkan seruan shalat (adzan) sejak 40 tahun yang lalu, kecuali Sa’id sudah berada di dalam masjid.” (Hilyatul Auliya' : 2/163)

==================

Sungguh indah ucapan Imam Ibnu Rajab menukil dari seorang ulama salaf yang berkata :
صم الدنيا واجعل فطرك الموت، الدنيا كلها شهر صيام المتقين، يصومون فيه عن الشهوات المحرمات، فإذا جاءهم الموت فقد انقضى شهر صيامهم واستهلوا عيد فطرهم
“Berpuasalah ketika di dunia dan jadikan waktu berbuka ketika kamu mati. Dunia ini seluruh bulannya adalah bulan puasa bagi orang-orang bertakwa, mereka menahan diri dari syahwat yang diharamkan, dan jika ajal datang, berarti mereka telah selesai berpuasa dan mulai merayakan hari raya mereka.” (Latha'if al-Ma’arif, hal. 346).

==================

Syair Arab :
أحسن إلى الناس تستعبد قلوبهم
فطالما استعبد الإنسان إحسان
“Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau akan mendapatkan hati mereka,
Betapa sering perbuatan baik itu dapat menundukkan manusia.”

==================

Berkata Al-Auza’i :
من أكثر ذكر الموت كفاهُ اليسير، ومن علم أن منطقه من عمله قلَّ كلامهُ
"Barangsiapa yang banyak mengingat mati maka rezeki yang sedikit sudah mencukupinya, dan barangsiapa yang menyadari bahwa ucapannya termasuk bagian dari amalnya maka dia akan sedikit bicara." (Shifatush Shafwah : 4/258).

 ==================

Hamdun bin Ahmad berkata :
من نظر في سير السلف عرف تقصيره وتخلفه عن درجات الرجال
"Barangsiapa yang melihat perjalanan hidup para salaf, dia akan mengetahui kelalaian dan ketertinggalannya dari derajat para lelaki sejati." (Shifatush Shafwah : 4/122).

==================

Seorang istri salafus shalih membangunkan suaminya untuk shalat malam. Ia berkata :
قم يا رجل فقد ذهب الليل وجاء النهار وبين يديك طريق بعيد وزاد قليل، وقوافل الصالحين قد سارت، ونحن قد بقينا
“Bangunlah wahai suamiku, sungguh malam telah berlalu dan siang akan datang. Dihadapanmu terbentang jalan yang sangat jauh sementara bekal kita sangat sedikit. Kafilah orang-orang shalih telah berlalu mendahului kita, sementara kita masih jalan di tempat.” (Shifatush Shafwah : 4/35).

==================

سأل رجل الإمام مالكًا عن مسألة فقال: لا أحسنها، فقال الرجل: إني ضربت إليك من كذا وكذا لأسألك عنها!! فقال له مالك: إذا رجعت إلى مكانك وموضعك فأخبرهم أني قد قلت لك إني لا أحسنها
Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Malik tentang suatu masalah. Lalu Imam Malik menjawab : “Aku tidak paham masalah itu.” Orang itu kemudian berseru : “Sungguh aku datang dari jauh untuk menanyakan masalah itu kepada anda !”. Imam Malik kemudian berkata kepadanya : “Jika kamu kembali ke tempatmu, maka katakanlah kepada mereka bahwa aku mengatakan kepadamu : ‘Aku tidak paham masalah itu’.” (Hilyatul Auliya' : 6/323).

==================

Jika anda sering menerima pujian, maka ingatlah ucapan Muhammad bin Wasi' (wafat 123 H) :
قال يونس بن عبيد: دخلنا على محمد بن واسع نعوده فقال: وما يغني عني ما يقول الناس، إذا أخذ بيدي ورجلي فألقيت في النار؟!
“Yunus bin ‘Ubaid bercerita : Kami pernah menjenguk Muhammad bin Wasi' yang sedang sakit. Lalu ia berkata : “Apa yang bisa diperbuat oleh pujian manusia untuk membantuku, ketika tangan dan kakiku dipegang kemudian dilemparkan ke dalam api neraka?!” (Dari من تواضع لله رفعه hal. 20, oleh Syaikh Abdul Malik Al-Qasim).

==================

Syair Arab :
يموت الفتى من عثرة بلسانه
وليس يموت المرء من عثرة لرجل
فعثرته بلسانه تذهب رأسه
وعثرته برجله تبراء على مهل
“Karena tergelincir lidah seseorang dapat binasa
Seorang tak akan mati karena tergelincir kakinya
Akibat salah bicara dapat menyebabkan kepala tiada
Sedangkan tergelincir kaki akan sembuh tanpa luka”

==================

Melawan hawa nafsu sangat sulit pada awalnya, dan nafsu hanya dapat ditundukkan jika terus-menerus dilawan dengan tekad dan kesungguhan. Tsabit Al-Bunani (wafat 127 H) bercerita :
كابدت الصلاة عشرين سنة ، وتنعمت بها عشرين سنة
“Aku selalu merasa berat melaksanakan shalat (malam) selama 20 tahun, kemudian baru merasa nikmatnya shalat malam selama 20 tahun (setelahnya).” [Siyar A’lam An-Nubala' : 5/224].

==================

Ada seorang salaf menulis surat kepada saudaranya. Isi suratnya :
يا أخي، من أحب الله أحب أن لا يعرفه الناس
“Saudaraku, orang yang mencintai Allah pasti suka bila dirinya tidak dikenal manusia.” (At-Tawadhu' wal Khumul, hal. 119).

==================

Imam Malik pernah berkata :
ليس العلم بكثرة الرواية وإنما هو نور يضعه الله في القلب
"Ilmu tidaklah dengan banyaknya riwayat, tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah letakkan di dalam hati." (Shifatush Shafwah : 2/179).

Maka sepantasnya bagi orang yang telah banyak mengetahui dan hafal dalil-dalil syar'i, langkah berikutnya adalah dengan jujur mengintrospeksi dirinya. Apakah dengan ilmu yang telah ia dapatkan menyebabkan keimanannya bertambah, amalnya meningkat, dan menjadikannya berakhlak mulia? Jika tidak, maka boleh jadi hatinya masih gelap gulita.

==================

Muhammad bin Ka'ab (wafat 117 H) berkata :
إذا أراد الله بعبد خيرا جعل فيه ثلاث خصال: فقهافي دين ، وزهادة في دنيا، وبصرا بالعيوبه
"Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Dia akan menjadikan dalam diri orang tersebut 3 perangai : Paham dengan (ilmu) agama, zuhud di dunia, dan senantiasa melihat aib-aibnya." (Shifatush Shafwah : 2/132).

==================

Syair Arab :
لا تسألن بني آدم حاجة
وسل الذي أبوابه لا تحجب
الله يغضب إن تركت سؤاله
وبني آدم حين يسأل يغضب
“Jangan sekali-kali engkau minta kepada manusia satu keperluan
Mintalah kepada Dzat yang pintu-pintu-Nya tidak berada dalam ketutupan
Allah akan marah jika engkau tidak mengajukan kepada-Nya permintaan
Sedangkan manusia akan marah jika engkau mengajukan suatu permohonan.”

==================

Salah satu indikator utama dalam menilai agama seseorang adalah dengan melihat apakah ia menjaga shalatnya. Karena Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata :
إذا رأيت الرجل يضيع من الصلاة فهو والله لغيرها أشد تضييعًا
“Jika engkau melihat seseorang menyia-nyiakan shalat, maka demi Allah, ia lebih menyia-nyiakan yang lainnya.” (Tarikh Umar : 204).

==================

Penyair pernah berkata :
كتبتُ وقد أيقنت يوم كتابتي
بأن يدي تفنى ويبقى كتابها
فإن عملت خيراً ستجزى بمثله
وإن عملت شراً علي حسابها
"Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya,
Tanganku akan lenyap namun akan kekal tulisannya,
Bila tanganku menulis kebaikan maka akan diganjar dengan semisalnya,
Dan jika tanganku menulis kejelekan maka tinggal menunggu balasannya".

==================

Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu pernah berkata :
أنتم أطول صلاة، وأكثر اجتهادًا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وهم كانوا أفضل منكم، قيل له: بأي شيء؟ قال: إنهم كانوا أزهد في الدنيا وأرغب في الآخرة منكم
"Shalat kalian lebih panjang dan kesungguhan kalian dalam beribadah lebih banyak dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, namun mereka lebih utama dari kalian." Ada yang bertanya : "Mengapa demikian?" Ibnu Mas'ud menjawab : "Karena mereka lebih zuhud terhadap dunia dan lebih cinta akhirat ketimbang kalian." (Shifatush Shafwah : 1/421)

 ==================

Berkata Wuhaib bin Al-Ward :
اتق أن تسب إبليس في العلانية وأنت صديقه في السر
“Jagalah dirimu dari mencela Iblis di tengah keramaian, namun engkau justru menjadi temannya tatkala sendirian.” (Shifatush Shafwah : 2/227).

 ==================

Al-Hasan berkata :
إياكم وما شغل من الدنيا، فإن الدنيا كثيرة الأشغال، لا يفتح رجل على نفسه باب شغل إلا أوشك ذلك الباب أن يفتح عليه عشرة أبواب
“Janganlah kalian sibuk dengan urusan dunia, karena dunia itu sangat menyibukkan. Tidaklah seseorang membukakan pintu kesibukan untuk dirinya melainkan akan terbuka sepuluh pintu kesibukan lainnya.” (Hilyatul Auliya' : 2/153)

==================

Berkata sebagian ulama salaf :
لا تنفع الموعظة إلا إذا خرجت من القلب فإنها تصل إلى القلب فأما إذا خرجت من اللسان فإنها تدخل من الأذن ثم تخرج من الأخرى
"Nasihat tidak bermanfaat kecuali jika keluar dari dalam hati, kerana nasihat tersebut akan sampai pula ke hati. Tapi jika nasihat tersebut sekedar keluar dari lisan, maka hanya akan masuk ke dalam telinga kemudian keluar melalui telinga yang lain." (Latha-if Al-Ma’arif : 55).

Maksudnya adalah barangsiapa yang ingin nasihatnya bermanfaat maka hendaklah ia mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah, bukan karena tujuan yang lain.

==================

Berkata 'Adiy bin Hatim :
ما جاء وقت الصلاة إلا وأنا إليها بالأشواق، وما دخل وقت صلاة قط إلا وأنا لها مستعد
"Tidaklah datang waktu shalat kecuali aku menyambutnya dengan penuh kerinduan, dan tidaklah masuk waktu shalat kecuali aku sudah siap menyambutnya." (Az-Zuhd li Imam Ahmad : 249).

Sedangkan manusia di zaman sekarang adalah kebalikannya.
Tidaklah datang waktu shalat kecuali mereka mengeluh kerana merasa terbebani. Dan tidaklah masuk waktu shalat kecuali mereka dalam keadaan belum siap sehingga tergesa-gesa.

==================

Syair Arab :
فلو أنا إذا متنا تر كنا
لكان الموت راحة كل حي
و لكن إذا متنا بعثنا
و نسأل بعده عن كل شي
“Seandainya jika kita mati kita dibiarkan
Tentulah orang yang hidup merasa lega dengan kematian
Tapi ternyata jika kita mati kita akan dibangkitkan
Kemudian ditanya tentang segala sesuatu yang telah dilakukan”

==================

Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : Mengapa ucapan ulama salaf lebih berkesan dibanding ucapan kita? Maka dia menjawab :
لأنهم تكلموالعز الإسلام ونجاةالنفوس ورضا الرحمن ، ونحن نتكلم لعزالنفوس وطلب الدنيا ورضا الخلق
"Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa manusia dan keridhaan Ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan keridhaan manusia." (Shifatush Shafwah : 4/122).

==================

Ja’far bin Muhammad pernah berkata kepada Sufyan Ats-Tsauri :
لا يتم المعروف إلا بثلاثة: بتعجيله، وتصغيره (في عينك حتى وإن كان كبيرًا) ، وستره
“Tidak sempurna perbuatan baik kecuali dengan tiga perkara : Segera mengerjakannya (tanpa menunda-nunda), menganggapnya sebagai amalan yang kecil meskipun besar, dan menyembunyikannya (dari manusia).” [Hilyatul Auliya' : 3/198].

==================

Ada kata hikmah menyatakan :
ثمرة القناعة الراحة، وثمرة التواضع المحبة
"Buah dari qona'ah adalah hati yang lapang, dan buah dari tawadhu' adalah kecintaan (manusia)."

==================

Syair Arab :
وزِن الكلام إذا نطقت فإنما
يبدي العقولَ أو العيوبَ المنطقُ
Pikirkan masak-masak ucapanmu jika kamu berbicara, karena sesungguhnya
ucapan itu dapat mengungkapkan pemikiran atau aib pengucapnya

==================

Yahya bin Mu’adz berkata :
يا ابن آدم.. طلبت الدنيا طلب من لا بد له منها، وطلبت الآخرة طلب من لا حاجة له إليها، والدنيا قد كفيتها وإن لم تطلبها، والآخرة بالطلب منك تنالها .. فاعقل شأنك
“Wahai manusia, engkau mencari dunia dengan sungguh-sungguh, dan engkau mencari akhirat dengan usaha orang yang tidak membutuhkannya (malas-malasan). Padahal dunia sudah mencukupimu walaupun engkau tidak mencarinya, sedangkan akhirat hanya didapatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencarinya. Maka pahamilah keadaanmu.” (Ad-Dunya Zhillun Zail, hal.31, Syaikh Abdul Malik al-Qasim).

==================

Berkata Bisyr bin Harits :
لا أعلم رجلاً أحب أن يعرف إلا ذهب دينه وافتضح
“Aku tidak melihat orang yang gila popularitas, kecuali agamanya akan hilang dan kekurangannya akan diketahui khalayak umum.” (At-Tawadhu' wal Khumul, hal.130).

==================

Abu Hazim Salamah bin Dinar berkata :
إن كان يغنيك من الدنيا ما يكفيك، فأدنى عيش من الدنيا يكفيك، وإن كان لا يغنيك ما يكفيك فليس شيء يكفيك
“Seandainya engkau merasa puas dengan apa yang mencukupimu dari dunia, maka kehidupan dunia yang paling rendah akan dapat mencukupimu; dan seandainya engkau tidak puas dengan sesuatu yang mencukupimu, maka tidak akan ada yang dapat mencukupimu dari dunia ini.” (Shifatush Shafwah : 2/158).

==================

Yunus bin Ubaid (wafat 140 H) pernah berkata :
إني لأعد مائة خصلة من خصال البر ، ما فيَّ منها خصلةُ واحدة
“Aku pernah menghitung seratus macam kebajikan, dan ternyata tidak ada satupun yang ada pada diriku.” (Siyar A’lam An-Nubala' : 6/291).

Demikianlah ketawadhuan beliau. Padahal Yunus bin Ubaid adalah seorang Imam sekaligus ahli ibadah yang wara' dan zuhud terhadap dunia.

Bandingkan dengan keadaan di zaman sekarang. Kita dapatkan banyak orang yang berlomba-lomba "mengumumkan" kebajikan yang mereka perbuat. Bahkan tak sedikit yang mengaku-ngaku melakukan kebajikan yang tidak mereka perbuat. Ini semua untuk mencari popularitas dan pujian manusia.

==================

Aun bin Abdillah (wafat 117 H) berkata :
الدنيا والآخرة في القلب: ككفتي الميزان، ما ترجح أحدهما تخف الأخرى
“Dunia dan akhirat di dalam hati bagaikan dua sisi timbangan. Jika sisi salah satunya lebih berat, maka sisi lainnya akan lebih ringan.”

==================

Berkata Al-Khawwash :
ليس العلم بكثرة الرواية , إنما العالم من اتبع العلم واستعمله ، واقتدى بالسنن , وإن كان قليل العلم
“Ilmu tidaklah diukur dengan banyaknya periwayatan. Seorang alim ialah orang yang mengikuti ilmu, mengamalkannya dan meneladani sunnah-sunnah Nabi. Meskipun ia hanya memiliki sedikit ilmu.” (Iqtidho al-Ilmi al-Amal, no.24).

==================

Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata ketika ia dipuji manusia :
أسأل الله أن يجعلنا خيرًا مما يظنون، ويغفر لنا ما لا يعلمون
“Aku memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kita lebih baik dari apa yang mereka kira, dan semoga Dia mengampuni dosa-dosa kita yang tidak mereka ketahui.” (Dari kitab الورع لأحمد بن حنبل hal. 152)

==================

فمن ترك المعاصي والذنوب أعانه الله على فعل الخيرات والطاعات
Barangsiapa meninggalkan maksiat dan perbuatan dosa, niscaya Allah Ta’ala akan menolongnya untuk melaksanakan kebaikan dan ketaatan

==================

Ibnul Qayyim berkata :
ولو لم تكن التوبة أحب الأشياء إليه لما ابتلى بالذنب أكرم الخلق عليه ، فلمحبته لتوبة عبده ابتلاه بالذنب الذي يوجب وقوع محبوبه من التوبة ، وزيادة محبته لعبده ، فإن للتائبين عنده محبة خاصة
“Seandainya taubat bukan merupakan suatu yang paling Dia cintai, tentu Dia tidak akan menguji hamba-Nya yang paling mulia dengan dosa. Karena kecintaan-Nya terhadap taubat hamba-Nya lah maka Dia mengujinya dengan dosa, agar hamba itu melakukan suatu yang paling dicintai-Nya yaitu taubat. Dan sebagai tambahan atas kecintaan-Nya terhadap hamba-Nya, orang-orang yang bertaubat akan mendapatkan kecintaan khusus di sisi-Nya.” (Madarijus Salikin : 1/306).

==================

Syair Arab :
يا من تمتع بالدنيا وبهجتها
ولا تنام عن اللذات عيناه
أفنيت عمرك فيما لست تدركه
تقول لله ماذا حين تلقاه
“Wahai yang bersenang-senang dengan dunia dan segala kenikmatannya,
Dan yang kedua matanya tidak tidur karena kelezatannya,
Engkau menghabiskan umurmu pada sesuatu yang engkau tidak akan pernah menggapainya,
Apa yang akan engkau katakan kepada Allah ketika engkau menjumpai-Nya.”

==================

Seorang salaf bernama Salamah bin Dinar (wafat 140 H) berkata :
أفضل خصلة ترجى للمؤمن أن يكون أشد الناس خوفاً على نفسه، وأرجاه لكل مسلم
"Budi pekerti paling utama yang diharapkan ada pada setiap mukmin adalah sikapnya yang paling mengkhawatirkan dirinya sendiri, dan paling mengharapkan kebaikan bagi muslim lainnya".

==================

Hatim al-Asham berkata :
علمت أن رزقي لا يأكله غيري، فأطمأنت به نفسي، وعلمت أن عملي لا يعمله غيري، فأنا مشغول به، وعلمت أن الموت يأتي بغتة، فأنا أبادره، وعلمت أني لا أخلو من عين الله فأنا مستحي منه
“Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan orang lain, karena itu hatiku tenang. Aku tahu bahwa amalku tidak akan dikerjakan orang lain, maka aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu kematian akan datang dengan tiba-tiba, maka aku bersiap-siap menyambutnya. Dan aku tahu bahwa diriku selalu dalam pengawasan Allah, karena itu aku malu kepada-Nya.” (Siyar A’lam An-Nubala' : 11/485).

==================

‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata :
وجدنا خير عيشنا بالصبر
“Kami mendapati, sebaik-baik kehidupan yang kami jalani adalah dengan kesabaran” (‘Iddatush Shabirin, hal. 124).

==================

Malik bin Dinar berkata :
أربع من علامات الشقاء: قسوة القلب وجمود العين وطول الأمل والحرص على الدنيا
“Ada empat tanda kesengsaraan : hati yang keras, mata yang tidak pernah menangis (karena Allah), panjang angan-angan, dan tamak terhadap dunia.” (Hilyatul Auliya' : 4/212).

==================

Yahya bin Ma’in berkata :
ما رأيت مثل أحمد بن حنبل، صحبناه خمسين سنة ما افتخر علينا بشيء مما كان فيه في الصلاح والخير
“Aku tidak pernah melihat orang seperti Ahmad bin Hanbal. Kami berteman dengannya selama 50 tahun, dan ia sama sekali tidak pernah membanggakan keshalihan dan kebaikan dirinya kepada kami.” (Manaqib Imam Ahmad : 334).

==================

Syair Arab :
إذا كان طالب العـلم لا يعمل بالعلم كان عبدا شقيَّا
إنما تنفع العـلوم لمـن كان بها عاملا وكان تقيَّا
“Jika seorang penuntut ilmu tidak mengamalkan ilmunya, maka ia adalah orang yang celaka;
Sesungguhnya ilmu itu akan bermanfaat bagi orang yang mengamalkannya dan bertakwa.”

==================

Selalu sulit bangun tengah malam untuk qiyamul lail? Atau selalu merasa berat untuk puasa sunnah? Mungkin perlu introspeksi diri. Dikatakan oleh Fudhail bin ‘Iyadh:
إذا لم تقدر على قيام الليل، وصيام النهار فاعلم أنك محروم كبلتك خطيئتك
“Apabila engkau tidak mampu qiyamul lail dan shiyam pada siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau dihalangi oleh perbuatan dosa yang membelenggumu”. (Siyar A’lam An-Nubala' : 8/435).

==================

Syamith bin ‘Ajlan berkata :
إن الله –عز وجل- جعل قوة المؤمن في قلبه ولم يجعلها في أعضائه، ألا ترون أن الشيخ يكون ضعيفًا يصوم الهواجر ويقوم الليل، والشاب يعجز عن ذلك
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan kekuatan seorang mukmin ada dalam hatinya dan tidak pada tubuhnya. Tidakkah kalian lihat bahwa ada orang tua ya g badannya lemah tetap mampu berpuasa di siang hari dan qiyamul lail pada malam hari, sedangkan seorang pemuda merasa berat utk melakukan hal tersebut.” (Hilyatul ‘Auliya 3/130).

==================

Berkata Muhammad bin Al-Mubarak Ash-Shuri :
كان سعيد بن عبد العزيز إذا فاتته صلاة الجماعة بكى
“Sa’id bin Abdul Aziz jika ia terlewatkan shalat jama’ah ia menangis”. (Tadzkiratul Huffadz : 1/219).

==================

Saudara dari Ar-Rabi' al-Khutsaim (wafat 65 H) bercerita :
كان عمل الربيع كله سراً، إن كان ليجيء الرجل وقد نشر المصحف فيغطيه بثوبه
"Semua amalan Ar-Rabi' dilakukannya secara diam-diam. Jika ada orang datang sementara dia sedang membaca Al-Qur'an, maka dia segera menutupi mushafnya dengan bajunya." (Shifatush Shafwah : 3/61).

==================

Mu’alla bin Al-Fadhl menceritakan keadaan salafus shalih :
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان، ثم يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Mereka adalah suatu kaum yang berdoa kepada Allah enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa selama enam bulan setelahnya agar amalan mereka (di bulan Ramadhan) diterima.” (Latha-if al-Ma’arif, hal. 348).

==================

Yahya bin Mu'adz berkata :
مسكين ابن آدم لو خاف النار كما يخاف الفقر دخل الجنة
"Kasihan sekali anak adam itu, seandainya ia takut terhadap neraka sebagaimana ia takut kepada kefakiran, niscaya ia akan masuk surga." (Tarikh Baghdad : 14/212).

==================

Sufyan Ats-Tsauri berkata :
انظر درهمك من أين هو, وصل في الصف الأخير
“Lihatlah kepingan dirhammu dari mana asalnya. Dan kamu akan shalat di shaf terakhir.” (Hilyatul Auliya' : 7/68). [Maksud beliau adalah kesibukan dalam urusan dunia akan melalaikan dari beribadah]

==================

Berkata Ibnul Jauzi :
فمن تكفر في عواقب الدنيا أخذ الحذر، ومن أيقن بطول الطريق تأهب للسفر
“Barangsiapa yang merenungi akibat dari kehidupan dunia niscaya ia akan berhati-hati mengarunginya. Dan siapa saja yang meyakini panjangnya perjalanan (akhirat) maka ia akan mempersiapkan bekal untuk perjalanannya.” (Shaidul Khatir, hal. 25).

==================

Ibnu Samak berkata :
من جرعته الدنيا حلاوتها لميله إليها، جرعته الآخرة مرارتها لتجافيه عنها
“Siapa saja yang merasakan manisnya dunia karena kecenderungan diri kepadanya, maka akhirat akan memberikan rasa pahit karena kelalaian diri terhadapnya”. (Syadzaratudz Dzahab : 1/304, Ibnul ‘Imad al-Hanbali)

==================

Para salaf mengatakan :
لا يسلم العالم من الخطأ، فمن أخطأ قليلاً وأصاب كثيراً فهو عالم، ومن أصاب قليلاً وأخطأ كثيراً فهو جاهل
“Tidak ada seorang ulamapun yang bebas dari kesalahan. Barangsiapa yang salahnya sedikit dan benarnya lebih banyak maka dia seorang ‘alim. Dan barangsiapa yang benarnya sedikit dan salahnya lebih banyak maka dia seorang jahil.” (Jami' Bayan al-‘Ilmi wa Fadhlihi : 2/48).

==================

Berkata Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu :
من أراد الآخرة أضرَّ بالدنيا، ومن أراد الدنيا أضرَّ بالآخرة، يا قوم فأضروا بالفاني للباقي
“Barangsiapa yang menginginkan akhirat, dia akan mengorbankan dunia. Dan barangsiapa yang menginginkan dunia, dia akan mengorbankan akhirat. Wahai kaum, korbankanlah yang fana (dunia) demi untuk yang kekal abadi (akhirat)”. (Siyar A’lam An-Nubala : 1/496).

==================

Syair Arab :
عنت الدنيا لطالبها
واستراح الزاهد الفطن
كل ملك نال زخرفها
حسبه مما حوى كفن
“Dunia telah membuat lelah pemburunya
Sedangkan orang zuhud yang cerdas tetap bisa beristirahat darinya
Setiap raja yang mendapatkan gemerlap dunia
Pada akhirnya hanya kain kafan yang dibawanya”

==================

Hasan Al-Bashri berkata :
إخواننا أغلي عندنا من أهلينا، فأهلونا يذ كروننا الدنيا وإخواننا يذكرو نناالأخرة
“Saudara-saudara seiman kita lebih berharga dibanding keluarga kita. Keluarga kita hanya mengingatkan kita kepada dunia, sedangkan saudara-saudara seiman kita akan mengingatkan kita kepada akhirat”.

==================

Imam Asy-Syafi’i seorang yang tidak menginginkan pujian manusia, baginya cukuplah balasan pahala dari Allah Ta’ala. Beliau pernah mengatakan :
لوددت أن الخلق يتعلمون مني ولا ينسب إلي منه شيء
“Aku ingin seandainya orang-orang menimba ilmu dariku, tanpa menisbatkan ilmu tadi kepadaku sedikitpun.” (Shifatush Shafwah : 1/234).

==================

Syair Arab :
لا مات حسادك بل خلدوا
حتى يروا منك الذي يكمد
لا زلت محسودا على نعمة
فإنما الكامل من يحسد
“Tidak akan mati orang-orang yang hasad kepadamu, bahkan ia akan selalu ada
Hingga mereka menyaksikanmu dalam kesedihan
Akan selalu ada orang yang iri terhadap nikmat yang engkau dapatkan
Karena orang yang sempurna adalah orang yang membuat orang lain iri kepadanya”

==================

Imam Ibnu Hibban berkata :
الواجب على العاقل أن يلزم الصمت إلى أن يلزمه التكلم، فما أكثر من ندم إذا نطق، وأقل من يندم إذا سكت
“Wajib bagi orang yang berakal untuk lebih banyak diam berbanding banyak bicara. Betapa banyak orang yang menyesal karena banyak bicara, dan sedikit orang yang menyesal karena diam.” (Raudhatul ‘Uqala, hal. 45).

==================

Berkata Abu Qilabah:
إذا بلغك عن أخيك شيء تكرهه فالتمس له العذر جهدك؛ فإن لم تجد له عذراً فقل في نفسك: لعل لأخي عذراً لا أعلمه
"Jika ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak engkau sukai, maka berusahalah mencari alasan (baik sangka) kepadanya. Jika engkau tidak mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah pada dirimu sendiri: 'Mungkin saudaraku itu mempunyai alasan yang tidak aku ketahui'." (Hilyatul Auliya : 2/285)

==================

Syair Arab :
نحن ندعو الإله في كل كرب
ثم ننساه عند كشف الكروب
كيف نرجو إجابة لدعاء
قد سددنا طريقها بالذنوب
“Kita meminta kepada Allah saat mendapatkan kesusahan
Kemudian kita melupakan-Nya ketika kesusahan dilepaskan
Bagaimana kita mengharapkan doa kita akan dikabulkan
Sesungguhnya kita telah menutup jalannya dengan kemaksiatan”

==================

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata :
ولا تمار سفيها ولا فقيها فإن الفقيه يغلبك والسفيه يؤذيك
“Dan jangan berdebat dengan orang bodoh, jangan pula dengan orang fakih. Karena orang fakih akan mengalahkanmu, sedangkan orang bodoh akan menyakitimu.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah : 1/66, Ibnu Muflih).

==================

Imam Asy-Sya’bi (wafat 104 H) berkata :
ولكن الفقهاء من إذا علم عمل
“Yang disebut fuqaha' adalah orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya”.(Tahdzib Siyar A’lam An-Nubala : 2/390).

==================

Pilihan Allah untuk seorang hamba adalah lebih baik daripada pilihan hamba untuk dirinya

وهذا سر بديع، يحسن بالعبد أن يتفطن له؛ ذلك أن الله _ عز وجل _ أرحم الراحمين، وأحكم الحاكمين؛ فهو أعلم بمصالح عباده منهم، وهو أرحم بهم من أنفسهم ووالديهم.

وإذا أنزل بهم ما يكرهون كان خيراً لهم من ألا ينزل بهم؛ نظراً منه لهم، وإحساناً إليهم، ولطفاً بهم.

ولو مكنوا من الاختيار لأنفسهم لعجزوا عن القيام بمصالحهم، لكنه _عزوجل_ تولى تدبير أمورهم بموجب علمه، وعدله، وحكمته، ورحمته أحبوا أم كرهوا.

Ini merupakan rahasia yang mengagumkan, yang semestinya seorang hamba memahaminya. Hal ini karena Allah -‘Azza wa Jalla- adalah Maha Penyayang dan Hakim yang Maha Bijaksana. Dia lebih mengetahui kemaslahatan bagi hamba-hamba-Nya, dan Dia lebih sayang kepada mereka dibandingkan sayangnya hamba terhadap diri mereka sendiri dan sayangnya kedua orang tua mereka.

Jika datang (takdir Allah) kepada hamba-hamba-Nya sesuatu yang tidak mereka sukai, maka itu lebih baik bagi mereka ketimbang tidak datang kepada mereka. Hal ini sebagai bentuk perhatian, kebaikan, dan kasih sayang-Nya kepada mereka.

Seandainya hamba-hamba-Nya mampu untuk memilih untuk diri mereka sendiri, niscaya mereka tidak mampu melakukan hal-hal yang bermaslahat bagi mereka. Tetapi Allah -‘Azza wa Jalla- mengatur urusan hamba-hamba-Nya dengan ilmu, keadilan, hikmah dan rahmat-Nya, baik mereka suka maupun tidak suka.

(Al-Iman bil Qadha' wal Qadar, Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, hal. 160).

==================

Kisah seorang ulama yang masih tetap sehat di usia 100 tahun

Imam Ibnu Rajab bercerita :

كان بعض العلماء قد جاوز المائة سنة وهو ممتع بقوته وعقله، فوثب يومًا وثبة شديدة، فعوتب في ذلك فقال: هذه جوارح حفظناها عن المعاصي في الصغر فحفظها الله علينا في الكبر

Ada salah seorang ulama umurnya mencapai 100 tahun namun masih tetap sehat baik fisik maupun akalnya. Pada suatu hari ia melompat dengan satu lompatan yang tinggi, sehingga ada yang mencelanya. Kemudian dia berkata : “Anggota tubuhku ini telah kujaga dari perbuatan maksiat ketika masih muda, maka sekarang anggota tubuhku ini menjagaku ketika aku sudah tua.” (Jami’ul Ulum Wal Hikam : 1/466).

Faedah dari kisah tersebut adalah barangsiapa yang menjaga (larangan) Allah, maka Allah akan menjaganya..

==================

Imam Al-Qurthubi rahimahullah menukil dari Ibnu Shubaih dalam tafsirnya , bahwasanya ia berkata,
”Ada seorang laki-laki mengadu kepadanya Hasan Al-Bashri tentang kegersangan bumi maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”,
yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
yang lain lagi berkata kepadanya,”Doakanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!” maka beliau mengatakan kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
Dan yang lain lagi mengadu tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan pula kepadanya,”beristighfarlah kepada Allah!”
Dan kamipun menganjurkan demikian kepada orang tersebut
Maka Hasan Al-Bashri menjawab:”Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri.tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh [ayat 10-12].”
[Jami’ Liahkamil Quran 18/302, Darul Kutub Al-Mishriyah, kairo, cet. Ke-2, 1348 H, Asy-Syamilah]

==================

Nasihat dari Ibnu Jauzi rahimahullah, beliau berkata, "Tidak sepatutnya wanita selalu mendekati suaminya sehingga sang suami merasa bosan kepadanya, atau selalu menjauh dari sang suami, sehingga sang suami melupakannya, dan hendaknya sang istri saat mendekati suami dalam kondisi yang sangat bersih dan sangat cantik." [Shaidur Khatir (765)]

==================

المخلص من يكتم حسنته كما يكتم السيئة
Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan keburukannya

==================

Potret keluarga ahli ibadah :
كان علي والحسن ابنا صالح بن حيي وأمهما قد جزءوا الليل ثلاثة أجزاء ، فكان علي يقوم الثلث ثم ينام ، ويقوم الحسن الثلث ثم ينام ، وتقوم أمهم الثلث ، ثم ماتت أمهما فجزآ الليل بينهما ، فكانا يقومان به حتى الصباح ، ثم مات علي فقام الحسن به كله
"Dulu Ali dan Hasan putra Shalih bin Hayy serta ibu mereka membagi malam-malam mereka menjadi 3 bagian. Pertama Ali bangun melaksanakan shalat malam lalu tidur. Kemudian Hasan bangun shalat malam lalu tidur. Selanjutnya ibu mereka bangun untuk shalat malam. Ketika ibu mereka meninggal, mereka membagi malam-malam mereka menjadi dua bagian, sehingga keduanya bergantian melaksanakan shalat malam sampai datang waktu subuh. Ketika Ali meninggal, maka Hasan melaksanakan shalat malam pada seluruh malamnya." (Shifatush Shafwah : 3/152)

==================

خلق الله المال ليكون جواز سفر إلى الجنة،فجعلته أطماع الإنسان جواز سفر إلى جهنم
Musthofa As Suba'i berkata:
Allah sebenarnya menciptakan harta sebagai persiapan safar menuju surga. Namun manusialah yang menjadikan harta tadi sebagai bekal menuju jahannam

==================

Untaian perkataan Ibnul Jauzi rahimahullah yang menggetarkan hati para dai, beliau berkata : ((Sungguh suatu hari aku di majelisku maka aku melihat di sekitarku lebih dari 10 ribu hadirin, tidak seorangpun dari mereka kecuali trenyuh/luluh hatinya atau meneteskan air mata (*karena nasehat dan ceramahku). Akupun berkata pada jiwaku : Bagaimana nasibmu jika mereka seluruhnya selamat (*di akhirat) sedangkan engku celaka??. Maka akupun berucap dengan lisan perasaanku : Wahai Tuhanku..., wahai Tuhanku...jika kelak Engkau menetapkan untuk mengadzabku maka janganlah Engkau mengabarkan kepada mereka tentang tersiksanya aku... demi untuk menjaga kemuliaanMu bukan demi aku, agar mereka tidak berkata : Allah yang telah ditunjukan/diserukan oleh Ibnul Jauzi telah mengadzab Ibnul Jauzi)) lihat Soidul Khootir hal 78

==================

"Al-Qur'an menghantarkanmu pada keyakinan jiwa dalam berbagai pencarian , dan itulah pencarian tertinggi dari segenap hamba. Karena itu, ia diturunkan oleh Dzat yang berbicara dengannya, lalu ia dijadikannya sebagai obat apa yang ada di dalam dada, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Adapun pengobatannya terhadap penyakit syahwat, maka ia adalah hikmah dan pelajaran yang baik di dalam Al-Qur'an yang berupa tarhib dan targhib (pemberi kabar gembira dan ancaman), zuhud (berpaling dari kenikmatan dan glamour) dunia dan kecintaan terhadap akhirat, perumpamaan dan kisah-kisah yang di dalamnya mengandung berbagai macam pelajaran. Sehingga hati yang bersih menjadi senang jika melihat apa yang bermanfaat bagi dirinya, baik di dunia maupun di akhirat dan benci terhadap apa yang membahayakannya. Dari sini, hati kemudian cinta kepada petunjuk dan benci kepada kesesatan. Maka, Al-Qur'an adalah yang menghilangkan berbagai penyakit yang mengantarkan pada keinginan yang rusak, sehingga ia memperbaiki hati tersebut, lalu menjadi baiklah keinginannya dan ia kembali kepada fitrahnya sebagaimana sediakala, dan berbagai usaha dan kerjanya pun menjadi baik. Seperti kembalinya badan pada kesehatan dan kenormalannya, maka ia akhirnya tidak menerima kecuali kebenaran, sebagaimana seorang bayi yang tidak menerima kecuali air susu.

Maka hati senantiasa memakan santapan iman dan Al-Qur'an yang membersihkan dan menguatkannya, meneguhkan dan menggembirakannya, menyenangkan dan menggiatkannya, serta mengokohkan kekuasaannya, sebagaimana tubuh yang senantiasa menyantap makanan yang membuatnya tumbuh berkembang dan kuat."

(Ighatsatul Lahfan oleh Imam Ibnul Qoyyim Al Jauzziah)

==================

Bila anda dicela, dihina, dan direndahkan oleh orang lain maka jangan terlalu bersedih. Sesungguhnya pencelamu sedang berbuat baik kepadamu dari dua sisi :
▸ Pertama : ia sedang menghadiahkan kebaikannya kepadamu
▸ Kedua : dengan sebab celaannya Allah menghapus dosa-dosamu
Seorang salaf berkata : Kalau aku boleh berghibah maka kedua orangtuakulah yang paling berhak untuk aku ghibahi, karena mereka berdualah yang paling berhak untuk kuserahkan kebaikanku.

==================

Barangsiapa yang berharap kepada manusia suatu saat pasti ia akan kecewa.
Sungguh seringkali kita menggantungkan harapan kita kepada manusia namun kekecewaanlah yang kita dapatkan.
Karenanya : Tatalah hatimu...gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah...jadikanlah manusia hanya sebagai sebab...yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepadaNya

==================

Diantara tanda keikhlasan seseorang adalah ia semakin gembira dan bahagia tatkala semakin tidak ada orang yang melihat atau mengetahui amalan sholeh yang ia kerjakan. Tatkala ia mengetahui bahwasanya hanyalah Allah yang mengetahui amalan sholehnya maka hatinyapun berbinar-binar.
Pernahkan anda merasakan kebahagiaan tersebut?? jika pernah maka bergembiralah, pertahankanlah kebahagiaan tersebut, semoga anda termasuk orang-orang yang ikhlas.

Namun jika tidak pernah anda rasakan maka berangan-anganlah jika anda beramal sholeh baik haji atau umroh atau bersedekah atau ikut pengajian atau berdakwah atau membantu orang lain agar tak seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah ta'aalaa.
Angan-angan ini sangatlah berat dan sulit...akan tetapi berdoalah...Allahlah yang membolak-balikan hati anda.

==================

Seringkali kita merasa dalam ibadah tatkala sholat, puasa, bersedekah, dan membantu orang lain. Akan tetapi perasaan tersebut sering sirna tatkala kita sedang membantu istri kita, tatkala memenuhi kebutuhan istri, tatkala melayani dan menyenangkan istri dan keluarga. Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beribadah kepada Allah dengan membantu pekerjaan istri-istri beliau sebagaimana beliau beribadah kepada Allah dengan sholat malam.
Menjadi suami yang terbaik bagi keluarga akan menjadi ringan jika diniatkan sebagai ibadah dan dikerjakan dengan keikhlasan

==================

Kematian adalah perkara yang sangat diyakini sekaligus sangat diragukan oleh manusia....semua orang meyakini bahwa dirinya pasti akan mati cepat atau lambat...akan tetapi ternyata perbuatan dan tingkah laku banyak orang yang tenggelam dalam dunia dan terjerumus dalam kemaksiatan menunjukan bahwa mereka sangat ragu akan datangnya kematian. Apakah kita termasuk orang yang meyakini ataukah yang meragukan??!! jawabannya terletak dari amal perbuatan kita..... semoga Allah menjadikan kita orang yang yakin dengan datangnya kematian sehingga menjadikan kita untuk terus bersabar dalam beramal sholeh dan meninggalkan kemaksiatan...aaamiiin

==================

Amalan-amalan sholeh seperti rizki yang dibagi-bagikan Allah kepada hamba-hambaNya, ada yang jadi tukang kayu, ada pengusaha, ada pedagang, dll. Demikian pula amalan sholeh, ada orang yang dimudahkan untuk selalu sholat malam (namun jarang puasa sunnah), ada yang sebaliknya dimudahkan untuk selalu puasa sunnah (namun jarang sholat malam), ada yang dimudahkan untuk sholat malam dan puasa sunnah. Ada yang dimudahkan Allah untuk bersedekah namun tidak pandai berceramah, ada yang pintar ceramah tapi tidak mampu bersedekah, dan demikianlah...

Karenanya masing-masing kita hendaknya menekuni amal sholeh yang dimudahkan Allah baginya, dan jangan pernah menyepelekan amalan sholeh tersebut, serta jangan pernah pula menyepelekan amal sholeh orang lain. Bukankah tanpa donatur dakwah sulit untuk berjalan?, dan bukankah dana tanpa arahan da'i juga kurang optimal?.

Sebagaimana sholat malam merupakan sebab masuk surga, maka demikanpula puasa, bersedekah, dan berdakwah.

Menekuni amalan sholeh yang Allah mudahkan bagi kita -apapun bentuk amalan sholeh tersebut- merupakan ungkapan rasa syukur kita kepada Allah yang telah memudahkan segalanya.

==================

Seorang salaf berkata : ((Jika pintu kebaikan dibukakan untukmu maka bergegaslah memasuki pintu kebaikan tersebut, karena kamu tidak tahu kapan pintu tersebut tertutup))
Sungguh betapa sering Allah memberikan kita kesempatan untuk beramal akan tetapi kita menunda-nundanya...seakan-akan pintu kesempatan tersebut akan terbuka setiap saat untuk kita...akan tetapi kenyataannya begitu cepat ia tertutup..bahkan terkadang tidak pernah terbuka lagi selamanya...yang tertinggal hanyalah penyesalan yang tiada guna

==================

Yang terbaik adalah pilihan Allah untukmu..., sesungguhnya Allah lebih mengetahui kemaslahatan yang terbaik bagi seorang hamba daripada hamba itu sendiri...karena Dialah yang mencipta sang hamba, dan Pencipta lebih paham tentang ciptaanNya. Kita boleh berencana...boleh bercita-cita, tapi... yakinlah.. jika kita telah berusaha dan berdoa maka keputusan Allah itulah yang terbaik bagi kita, meskipun terkadang menurut kasat mata kita itu adalah buruk bagi kita.
Seorang ulama salaf berkata : Aku heran dengan seseorang yang tidak ridho dengan pilihan Allah untuknya....!!!, dia yang lebih mengetahui kemaslahatan dirinya ataukah Penciptanya??

==================

Janganlah heran kalau ada orang yang bisa semalam suntuk membaca al-Qur'an atau sholat malam...akan tetapi heranlah dgn orang yang sholat witir hanya 1 rakaat akan tetapi rutin dan continue. Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
((Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling rutin meskipun sedikit)) (HR Al-Bukhari dan Muslim)

==================

Hati kita sering sangat sedih tatkala terluput atau kehilangan perkara dunia...bahkan terkadang hanya karena perkara dunia yang bernilai sedikit..., namun seringkah kita bersedih tatkala terluput atau lalai dari beramal akhirat?? Bukankah dunia fana dan akhirat abadi?.
Sungguh diantara kita ada yang jika terlambat sholat berjama'ah maka ia santai saja sama sekali tidak bersedih..?? Ibnul Qoyyim berkata :
واللهِ لَوْ أَنَّ الْقُلُوْبَ سَلِيْمَةٌ لَتَقَطَّعَتْ أَسَفًا مِنَ الْحِرْمَانِ
((Demi Allah kalau seandainya hati kita itu bersih maka akan terasa tercabik-cabik tatkala kita terhalangi dari suatu kebaikan))

==================

Abu Nawas berkata :
يَا رَبِّ إِنْ عَظُمَتْ ذُنُوْبيَ ، كَثْرَةً ، ** فَلََقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ عَفْوَكَ أَعْظَمُ
Wahai Tuhanku, meskipun dosaku terlalu banyak….
maka sungguh aku mengetahui bahwasanya ampunanMu lebih banyak (dari banyaknya dosaku)
إِنْ كَانَ لاَ يَرْجُوْكَ إِلاَّ مُحْسِنٌ ، ** فَبِمَنْ يَلُوْذُ ، وَيَسْتَجِيْرُ المُجْرِمُ
Kalau seandainya hanya orang baik yang bisa berharap kepadaMu….
lantas kepada siapakah pelaku keburukan bersandar dan berlindung?
أَدْعُوْكَ رَبِّ ، كَمَا أَمَرْتَ ، تَضَرُّعاً ، ** فَإِذَا رَدَدْتَ يَدِي ، فَمَنْ ذَا يَرْحَمُ
Aku berdoa kepadamu wahai Tuhanku dengan penuh tunduk sebagaimana engkau perintahakan…..
lantas jika Engkau tolak tanganku maka siapakah yang bisa merahmatiku?
مَا لِي إِلَيْكَ وَسِيْلَةٌ إِلاَّ الرَّجَا ، ** وَجَمِيْلُ عَفْوِكَ ثُمَّ أَنِّيَ مُسْلِمُ
Tidak ada yang bisa menyampaikanku kepadaMu kecuali hanya pengharapan….dan indahnya ampunanMu kemudian aku hanyalah pasrah kepadaMu

==================

Seringkali seorang istri tatkala berbuat baik, tunduk dan patuh kepada ayah dan ibunya maka ia merasa telah benar-benar beramal sholeh, maka bisakah ia menghadirkan perasaan ini tatkala ia tunduk, patuh, dan berbuat baik kepada suaminya?. Tatkala ia berbakti kepada suaminya seakan-akan ia berbakti kepada kedua ibunya??

Seringkali seorang istri merasa telah terjerumus dalam dosa besar tatkala tidak patuh dan tatkala menyakiti hati kedua orangnya, maka apakah ia juga merasakan telah terjerumus dalam dosa besar tatkala tidak patuh, tidak taat, serta tatkala menyakiti dan menyedihkan hati suaminya?.
Bukankah para ulama telah menjelaskan bahwa seorang istri harus lebih berbakti kepada suaminya daripada kedua orang tuanya??

Semoga Allah menjadikan para istri-istri sholehah lebih semangat dalam berbakti kepada suami-suami mereka...sungguh keridhoan suami-suami mereka adalah kunci untuk membuka pintu-pintu surga, aamiiin

________

Sumber: 
  1. Ustadz Firanda Andirja 
  2. Al Mizzi 
  3. KonsultasiSyariah
  4. Dan dari beberapa sumber lainnya 
Semoga bermanfaat bagi saya dan yang membacanya.

     
    Test © 2010 | Designed by My Blogger Themes | Blogger Template by Blog Zone