Buku atau Kitab Anjuran

Label: ,

Buku Hadits dan Aqidah yang Dianjurkan Imam Ibnu Baz


Imam Ibnu Baz rahimahullahu ditanya : “Apa saja kitab-kitab yang anda nasehatkan kepada kami untuk selalu membacanya dalam bidang aqidah?”

Beliau rahimahullahu menjawab:
Sebaik-baik kitab yang dibaca dalam masalah aqidah, hukum dan akhlaq adalah kitab Allah, yaitu Al-Qur’an. Ia adalah kitab yang tidak akan tertimpa kebatilan sedikit pun, karena ia diturunkan dari Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Allah telah berfirman,
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra`: 9)

Dia juga berfirman,
“Katakanlah: “Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushshilat: 44)

Juga berfirman,
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, ia penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)

Juga Berfirman,
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. Al-An`am: 155)

Juga Berfirman,
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu, juga petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89)
Masih banyak lagi ayat-ayat yang serupa dalam masalah ini.

Nabi juga bersabda tentang Al-Qur’an dalam sebuah hadits Shahih-, saat beliau berpidato dalam haji wada`,
((إِنِّي تاَرِكٌ فِيْكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوْا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ، كِتَابُ اللهِ))
“Saya telah meninggalkan kepada kalian sesuatu, yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh padanya, yaitu kitab Allah.”

Beliau juga bersabda dalam khutbahnya di hari Ghadir Qumm, ketika kembali ke Madinah setelah haji wada`,
((إِنِّي تاَرِكٌ فِيْكُمْ ثَقْلَيْنِ: أَوَّلَهُمَا كِتاَبُ اللهِ، فِيْهِ الْهُدَى وَالنُّوْرُ، فَخُذُوْا بِكِتاَبِ اللهِ وَتَمَسَّكُوْا بِهِ))
Saya meninggalkan dua hal penting kepada kalian. Yang pertama adalah kitabullah. Padanya terdapat petunjuk dan cahaya. Ambillah kitab Allah itu dan berpegang teguhlah padanya.”

Jadi, pada hadits di atas rasulullah menganjurkan dan mengharuskan kita untuk selalu berpegang erat kepada kitabullah. Kemudian beliau meneruskan,
((وَأَهْلَ بَيْتِيْ، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِيْ أَهْلِ بَيْتِيْ، أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِيْ أَهْلِ بَيْتِيْ))
“Juga terhadap ahli baitku. Saya ingatkan kalian agar selalu memperhatikan ahli baitku, Saya ingatkan kalian agar selalu memperhatikan ahli baitku.”

Kedua hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya. Hadits pertama dari Jabir bin Abdillah, sedangkan yang kedua dari Zaid bin Arqam.

Dalam hadits lain rasulullah juga bersabda,
((خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآَنَ وَعَلَّمَهُ))
“Sebaik-baik orang dari kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)

Beliau juga bersabda,
((وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَة،ُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَة،ُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه،ُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ))
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca kitab Allah, dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali bahwa ketenteraman akan turun kepada mereka, rahmat Allah memenuhi mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa cacat amalnya, maka nasabnya tidak akan menyempurnakannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah)

Dan masih banyak lagi hadits yang membahas hal yang sama seperti di atas.

Kemudian, kitab yang paling baik setelah Al-Qur’an adalah kitab-kitab hadits nabi. Yaitu kutub as-sunnah, seperti: Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Majah dan kitab-kitab sunnah yang diperpegangi lainnya.

Seharusnya majlis-majlis dan halaqah-halaqah yang ada itu dimakmurkan dengan belajar Al-Qur’an dan pengajarannya, dengan belajar ilmu fiqh, mempelajari kitab-kitab hadits, dan memahamkan orang dengan hadits-hadits itu. Dan hendaklah yang menangani pengajaran ini adalah seseorang yang memiliki pengetahuan jelas terhadap ilmu-ilmu itu, yang bisa dipercaya keilmuannya dalam bidang agama, dipercaya ketulusannya dalam memberikan nasehat, dan terlihat jelas keistiqomahannya dalam menjalankan agama ini.

Diantara kitab hadits yang juga baik diajarkan adalah :
  1. Riyadush Shalihin
  2. at-Targhib wat Tarhib
  3. al-Wabil ash-Shayyib
  4. Umdatul Hadits asy-Syarif
  5. Bulughul Maram
  6. Muntaqal Akhbar, dan kitab-kitab hadits lainnya yang bermanfaat.
Adapun kitab-kitab yang ditulis dalam masalah aqidah, maka yang paling baik adalah :
  1. Kitabut Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Kemudian Syarah (penjelasan) Kitabut Tauhid itu oleh kedua cucunya, yaitu kitab
  2. Taisirul Azizil Hamid karya syaikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad
  3. dan kitab Fathul Majid karya syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad. Juga diantaranya adalah
  4. kitab Majmu`atut Tauhid karya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab juga.
  5. Kemudian Kitab al-Iman
  6. Al-Qaidah al-Jalilah fi at-Tawassul wa al-Wasilah
  7. Al-Aqidah al-Wasithiyyah
  8. At-Tadmuriyyah
  9. dan Al-Hamawiyyah. Kelima kitab itu adalah karangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Diantaranya juga
  10. kitab Zadul Ma`ad fi Hadyi Khairi al-‘Ibad
  11. ash-Showa`iq al-Mursalah ala al-Jahmiyyah wa al-Mu`aththilah
  12. Ijtima` al-Juyush al-Islamiyah
  13. al-Qashidah an-Nuuniyyah
  14. dan Ighotsatu al-Lahzfaan min Makaaid asy-Syaithon. Kelima kitab ini adalah karya Imam Ibnul Qayyim. Juga yang harus dibaca dalam masalah aqidah adalah
  15. kitab Syarhu ath-Thahawiyyah karya Ibnu Abil `Izz
  16. Minhajus Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
  17. Iqtidha` ash-Shirat al-Mustaqim karya beliau juga.
  18. Kemudian Kitabut Tauhid karya Ibnu Khuzaimah
  19. Kitab as-Sunnah karya Abdullah bin Imam Ahmad
  20. Al-I`tisham karya Asy-Syathibiy
  21. dan kitab lainnya karya ulama` ahlussunnah yang menjelaskan tentang aqidah ahlussunnah wal jamaah.
Sedangkan kitab yang mencakup segala masalah di atas adalah Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan kitab Ad-Durar As-Saniyyah fi al-Fatawa an-Najdiyyah yang dikumpulkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah.
_______________________________
Dinukil dari تُحْـفَةُ اْلإِخْوَانِ بِأَجْوِبَةٍ مُهِمَّةٍ تَتَعَلَّقُ بِأَرْكاَنِ اْلإِسْلاَمِ Tuhfatul Ikhwaan Bi Ajwibatin Muhimmatin Tata`allaqu Bi Arkaan Al-Islam oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahullah; Daar Thaibah, Riyadh, Cet. 1, 1421 H/2000 M 


Buku-buku atau Kitab kitab yang Sebaiknya Dibaca

Berikut kami tampilkan beberapa buku yang layak dibaca oleh kaum Muslimin. Buku-buku ini telah direkomendasikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah. Kiranya daftar ini bisa menjadi salah satu acuan.

Buku Bidang 'Aqidah

[1] Tsalatsatul-Ushul;

[2] Al-Qawa'idul-Arba';

[3] Kasyfu Syubhat;

[4] Kitabut-Tauhid

(Keempatnya adalah karya Syaikhul-Islam Muhammad al-Tamimi rahimahullah);

[5] Al-Aqidah al-Wasithiyah yang membahas al-Asma' wash-Shifat. Ini buku terbaik yang pernah ditulis dalam pembahasan masalah ini, sangat layak untuk dibaca dan dirujuk.

[6] Al-Hamawiyah dan

[7] at-Tadmuriyah, kedua buku ini lebih luas bahasannya daripada al-Wasithiyah. Ketiga buku tersebut karya Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

[8] Al-Aqidah ath-Thahawiyah; karya Abul-Hasan 'Ali bin Abil 'Izz.

[9] Ad-Durarus-Saniyyah fil-Ajwibatin-Najdiyah yang dihimpun oleh Syaikh 'Abdurrahman bin Qasim rahimahullah.

 [10] Ad-Duratul Mudhiyyah fi 'Aqidatil-Firqatil-Mardhiyyah karya Muhammad bin Ahmad as-Safaraini al-Hanbali, didalamnya ada kesalahan berupa ithlaqat (pemutlakan penafian sifat tanpa perincian, penrj.) yang menyelisihi madzhab Salaf, seperti ucapan beliau;
“Rabb kami tidaklah memiliki fisik dan jiwa. Tidak pula raga, Dia Maha tinggi di tempat yang tinggi.”

Oleh karena itu, para penuntut ilmu haruslah mempelajari buku ini dibawah bimbingan Syaikh yang paham dengan 'aqidah Salafiyah agar dapat menjadi (tidak tersesat[1]) dengan adanya kesalahan ithlaqat dalam buku tersebut. 'Aqidah ini menyelisihi 'aqidah as-Salaf ash-Shalih.

Buku Bidang Hadits

[1] Fathul-Bari Syarh Shahih al-Bukhari karya Ibnu Hajar al-'Asqalani rahimahullah.

[2] Subulus-Salam Syarh Bulughul Maram karya ash-Shan'ani, buku ini menghimpun antara hadits dan fikih.

[3] Nailul-Authar Syarh Muntaqa al-Akhbar karya asy-Syaukani.

[4] 'Umdatul-Ahkam karya al-Maqdisi. Buku ini ringkas dan hadits-haditsnya terdapat dalam Shahihain, maka tidak perlu meneliti kembali akan keshahihannya.

[5] Al-Arba'in an-Nawawiyah karya Abu Zakariya an-Nawawi rahimahullah.
Buku ini bagus karena didalamnya terhimpun adab, manhaj yang baik dan kaidah-kaidah yang sangat bermanfaat, seperti hadits; “Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak berfaidah baginya.” Kaidah ini, sekiranya aku jadikan sebagai jalan yang aku berjalan diatasnya maka niscaya telah mencukupi. Demikian pula dengan kaidah didalam berbicara, hadits; “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam.”

[6] Bulughul-Maram karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah.
Buku ini sangat bermanfaat dan sarat faidah. Penulisnya menyebutkan perawi-perawi haditsnya, menyebutkan siapa yang menshahihkan dan mendha'ifkannya, dan mengomentari shahih atau dha'if hadits-haditsnya.

[7] Nukhbatul-Fikar karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalani, yang dianggap mencakup seluruhnya (dalam ilmu mushthalahul-hadits, penrj.). Seorang penuntut ilmu apabila memahami buku ini secara sempurna dan telah mantap maka ia sudah tidak butuh lagi dari buku-buku mushthalah yang banyak. Ibnu Hajar rahimahullah memiliki metode penulisan yang sangat bermanfaat, yaitu cermat dalam pengklasifikasian. Seorang penuntut ilmu apabila membaca buku ini akan menjadi bersemangat karena buku ini dibangun diatas kesan logis, maka aku katakan; “Sungguh baik kiranya para penuntut ilmu menghafalnya karena buku ini merupakan ringkasan yang sarat manfaat ilmu mushthalah.”

[8] Al-Kutubus-Sittah (Shahih al-Bukhari, Muslim, an-Nasa'i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi). Aku nasihatkan para penuntut ilmu untuk banyak membaca buku-buku ini, karena di dalam hal ini ada dua faidah. Pertama; merujuk kepada ushul (pokok). Kedua; terjadinya pengulangan nama perawi hadits di benaknya, apabila nama-nama perawi ini senantiasa berulang-ulang, bukannya tidak mungkin akan muncul nama seorang perawi –misalnya dari perawi Bukhari- di sanad hadits manapun, melainkan ia bakal mengetahui bahwasanya perawi tersebut termasuk perawi Bukhari, maka ia dapat memetik faidah dari hadits ini.

Buku Bidang Fikih

[1] Adabul-Masyi ila ash-Shalati karya Syaikhul-Islam Muhammad al-Tamimi rahimahullah.

[2] Zadul-Mustaqni' fi Ikhtisharil-Muqni' karya al-Hijawi. Buku ini adalah matan terbaik di dalam masalah fikih. Buku ini adalah buku yang penuh berkah, ringkas namun padat. Syaikh kami al-'Allamah 'Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah mengarahkan kami untuk menghafalkannya, beserta menghafal [3] Dalil ath-Thalib. [4] Ar-Raudhul-Murbi' Syarh Zadul-Mustaqni' karya Syaikh Manshur al-Bahuti.

[5] 'Umdatul-Fiqh karya Ibnu Qudamah rahimahullah.

[6] Al-'Ushul min 'Ilmil-Ushul (karya Syaikh Ibnu 'Utsaimin sendiri, penrj.) merupakan buku yang ringkas yang membuka pintu (pembahasan ushul-fiqh) bagi para pelajar (pemula).

Buku Bidang Tafsir

[1] Tafsir al-Qur'an al-'Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah adalah buku yang bagus ditimbang dari tafsir dengan atsar, bermanfaat, dan terpercaya. Namun sedikit sekali pembahasannya dari segi i'rab dan balaghah-nya (sebagian cabang pembahasan ilmu bahasa Arab, red).

[2] Taisirul-Karimir-Rahman fi Tafsir Kalamil-Mannan karya Syaikh 'Abdurrahman bin Sa'di rahimahullah, merupakan buku yang baik, mudah, dan terpercaya. Aku nasihatkan untuk membacanya.

[3] Muqaddimah Syaikhul-Islam fit-Tafsir, merupakan pengantar penting dan baik (di dalam memahami ilmu tafsir, penrj.)

[4] Adhwa'ul-Bayan karya al-'Allamah Muhammad asy-Syinqithi rahimahullah. Buku ini mencakup hadits, fikih, tafsir dan ushulul-fiqh.

Buku dalam Ilmu Waris

[1] Matan al-Rahabiyah karya ar-Rahabi.

[2] Matan al-Burhaniyah karya Muhammad al-Burhani. Buku ini ringkas, bermanfaat dan mencakup segala pembahasan fara'idh. Aku memandang bahwa buku Burhaniyah lebih baik daripada al-Rahabiyah dikarenakan al-Burhaniyah lebih lengkap dari al-Rahabiyah pada satu sisi, dan lebih luas informasinya dari sisi lain.

Buku-buku Lain

[1] Matan al-Ajurumiyah sebuah buku dalam bidang Nahwu yang ringkas namun luas cakupannya.

[2] Alfiyah Ibnu Malik merupakan ringkasan ilmu Nahwu.

Dalam bidang Sirah, yang terbaik menurut pandanganku adalah buku

[3] Zaadul-Ma'ad karya Ibnul-Qayyim rahimahullah, sebuah buku yang sangat bermanfaat, menyebutkan sejarah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berbagai keadaan beliau, kemudian beliau mengambil hukum yang banyak dari kisah tersebut.

[4] Raudhatul-'Uqala karya Ibnu Hibban al-Busti rahimahullah merupakan buku yang bermanfaat ditinjau dari ringkasannya, yang menghimpun sejumlah besar faidah dan kemuliaan 'ulama, ahli hadits dan selain mereka.

[5] Siyaru A'lamin-Nubala' karya adz-Dzahabi. Ini adalah buku yang bermanfaat, sarat akan faidah yang berlimpah. Hendaknya para penuntut ilmu membaca dan merujuknya.
______________________
[Dinukil oleh Abu Salma dari Kitabul-'Ilmi Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, penyusun; Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, cet. I, 1423/2002, Dar ats-Tsuraya lin-Nasyr wat-Tauzi ', hal. 92-96]
_________
FooteNote:
1. Kata dalam tanda kurung ini merupakan tambahan dari kami (ahlussunnah.info). Dalam teks aslinya kata ini tidak ada, sehingga mengakibatkan kalimat ini menjadi aneh, janggal, dan tidak bisa dipahami. Sepertinya ada kesalahan dari editor majalah Fatawa dalam hal ini. Wallahu a'lam.

Sumber: Artikel ini disalin dari majalah Fatawa volume 3 nomor 5, April 2007 M/Rabiul Awwal 1428 H, halaman 37-38.

 
Test © 2010 | Designed by My Blogger Themes | Blogger Template by Blog Zone