Oleh: Abu Abdillah Addariny
Bismillaah… walhamdulillaah… wash sholaatu was salaamu alaa rosuulillaah… wa alaa aalihi washohbihai waman waalaah… amma ba’du:
Melukis obyek yang benyawa (seperti manusia, hewan dan sejenisnya, sedangkan tumbuh-tumbuhan tidak masuk di dalamnya), kelihatannya pekerjaan yang biasa… Tapi tahukah anda bahwa ternyata Baginda Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- telah melarangnya, memberitahu akibat buruk yang ditimbulkannya, bahkan memberikan ancaman berat kepada pelakunya… Tahukah Anda bahwa Imam Nawawi dan banyak ulama lainnya secara terang-terangan mengatakan bahwa melukis obyek yang bernyawa merupakan dosa besar…?? (Lihat Syarah Shohih Muslim no hadits: 2104)
Berikut ini kami cantumkan beberapa sabda Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- tentangnya… Semoga artikel yang sederhana ini, bisa kita terapkan dalam kehidupan kita, amin… Ingatlah, Ilmu tidak akan berguna, jika kita tidak mengamalkannya…
1. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- melarang membuat ataupun memanfaatkan lukisan obyek yang bernyawa.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما، قال: نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الصور في البيت ونهى أن يصنع ذلك. (رواه الإمام أحمد وابن حبان في صحيحه، والترمذي وقال: حديث حسن صحيح, وصححه الألباني)ـ
Jabir bin Abdulloh radhiyallahu'anhu mengatakan: Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- melarang (menaruh) lukisan-lukisan di dalam rumah, dan beliau juga melarang untuk membuatnya. (HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban dalam kitab shohih-nya, dan Tirmidzy, ia mengatakan hadits ini hasan shohih, dan Albaniy juga men-shohih-kannya)
2. Mereka itu makhluk paling buruk di sisi Alloh pada hari kiamat nanti.
عن عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها: أن أم حبيبة وأم سلمة ذكرتا كنيسة رأينها بالحبشة فيها تصاوير فذكرتا للنبي صلى الله عليه وسلم فقال إن أولئك إذا كان فيهم الرجل الصالح فمات بنوا على قبره مسجدا وصوروا فيه تلك الصور فأولئك شرار الخلق عند الله يوم القيامة (رواه البخاري ومسلم)ـ
Dari Aisyah -ibunda kaum mukminin radhiyallahu'anha.-: Suatu ketika Ummu Habibah dan Ummu Salamah, menceritakan tentang gereja yang mereka lihat di Negeri Habasyah, di dalamnya terdapat banyak lukisan. Kemudian keduanya menceritakan hal itu kepada Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-. Maka beliau pun mengatakan: “Sesungguhnya mereka itulah, kaum yang apabila ada orang sholeh yang meninggal, mereka bangun masjid di atas kuburnya, dan membuat lukisannya di dalam masjid tersebut. Mereka itulah makhluk yang paling buruk di sisi Alloh pada hari kiamat nanti. (HR. Bukhori dan Muslim)
3. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- melaknat para pelukis obyek yang bernyawa.
عن أبي جحيفة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم لعن المصورين (رواه البخاري)ـ
Dari Abu Juhaifah radhiyallahu'anhu: “Sesungguhnya Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah melaknat para pelukis. (HR. Bukhori)
4. Tiada orang yang lalimnya melebihi mereka.
عن أبي زرعة قال دخلت مع أبي هريرة في دار مروان فرأى فيها تصاوير فقال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول قال الله عز وجل ومن أظلم ممن ذهب يخلق خلقا كخلقي، فليخلقوا ذرة أو ليخلقوا حبة أو ليخلقوا شعيرة. (رواه البخاري ومسلم)ـ
Abu Zur’ah mengisahkan: Aku pernah berkunjung ke rumah Marwan bersama Abu Huroiroh, dan ia melihat ada lukisan-lukisan di dalamnya. Maka ia pun mengatakan: Aku pernah mendengar Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Alloh -azza wajall- berfirman: Adakah orang yang lalimnya melebihi orang yang membuat ciptaan seperti ciptaanku?!, (Kalau memang mampu), maka coba ia ciptakan semut kecil, atau coba ia ciptakan biji (gandum atau lainnya), atau coba ia ciptakan biji sya’ir!. (HR. Bukhori dan Muslim, dengan redaksi dari Muslim)
5. Mereka itu manusia yang paling berat siksanya di hari kiamat nanti.
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُون. (رواه البخاري ومسلم)ـ
Abdulloh bin Masud radhiyallahu'anhu mengatakan: Aku pernah mendengar Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Sesungguhnya manusia yang paling berat siksanya di sisi Alloh pada hari kiamat nanti, adalah para pelukis. (HR. Bukhori dan Muslim)
6. Mereka disuruh untuk menghidupkan lukisannya di hari kiamat nanti.
عن عبد الله بن عمر وعائشة رضي الله عنهم: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “إِنَّ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ”. (رواه البخاري ومسلم)ـ
Dari Abdulloh bin Umar dan Aisyah radhiyallahu'anhua.: Bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Sungguh orang-orang yang membuat lukisan-lukisan ini, akan disiksa para hari kiamat nanti, sambil dikatakan kepada mereka: Hidupkan ciptaanmu itu!” (HR. Bukhori dan Muslim)
عن ابن عباس رضي الله عنهما: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من صور صورة في الدنيا كُلِّف أن ينفخ فيها الروح يوم القيامة وليس بنافخ. (رواه البخاري ومسلم)ـ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu: Aku pernah mendengar Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Barangsiapa di dunia ini membuat lukisan, niscaya di akhirat nanti ia akan dibebani untuk meniupkan ruh kepadanya, padahal ia tidak akan mampu meniupkannya”. (HR. Bukhori dan Muslim)
7. Ada Api yang khusus ditugaskan untuk menyiksa mereka.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يخرج عنق من النار يوم القيامة، له عينان يبصر بهما، وأذنان تسمعان، ولسان ينطق، يقول إني وكلت بثلاثة: بمن جعل مع الله إلها آخر، وبكل جبار عنيد، وبالمصورين. (رواه الترمذي وقال حديث حسن غريب صحيح، وصححه الألباني)ـ
Abu Huroiroh mengatakan: Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Pada hari kiamat nanti akan keluar Api yang berbentuk leher, ia memiliki dua mata yang bisa melihat, dua telinga yang bisa mendengar, dan mulut yang bisa berbicara. Api itu mengatakan: Aku ditugaskan kepada tiga orang, kepada orang yang menyekutukan Alloh, kepada orang yang bertindak lalim dan menentang kebenaran padahal ia mengetahuinya, dan kepada para pelukis. (HR. Tirmidziy, ia mengatakan hadits ini hasan ghorib shohih, dan dishohihkan pula oleh Albany)
8. Melukis obyek yang bernyawa termasuk bentuk pengingkaran terhadap Ajaran Islam.
عن علي رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم في جنازة فقال: أيكم ينطلق إلى المدينة فلا يدع بها وثنا إلا كسره ولا قبرا إلا سواه ولا صورة إلا لطخها؟ فقال رجل: أنا يا رسول الله!، فانطلق فهاب أهلَ المدينة فرجع. فقال علي رضي الله عنه: أنا أنطلق يا رسول الله!، قال: فانطلِقْ!، فانطلَقَ ثم رجَعَ، فقال: يا رسول الله، لم أدع بها وثنا إلا كسرته ولا قبرا إلا سويته ولا صورة إلا لطختها. ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من عاد لصنعة شيء من هذا فقد كفر بما أنزل على محمد. (رواه الإمام أحمد، وقال المنذري في الترغيب والترهيب: إسناده جيد إن شاء الله. وحسنه الشيخ أحمد محمد شاكر في تعليقه على مسند الإمام أحمد)ـ
Ali radhiyallahu'anhu mengatakan: Suatu saat, ketika Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- di depan jenazah, beliau bertanya: “Adakah orang yang bersedia pergi ke Madinah, dan tidak membiarkan patung melainkan ia hancurkan, tidak membiarkan kuburan (yang dibangun tinggi) melainkan ia ratakan, dan tidak membiarkan lukisan melainkan ia melumurinya (menghapuskannya)? Salah seorang (dari sahabat) mengatakan: “Aku bersedia, wahai Rosululloh!”, lalu ia berangkat, akan tetapi karena ia gentar dengan penduduk madinah, ia pun kembali lagi. Maka Ali radhiyallahu'anhu mengatakan: “Aku yang akan berangkat, wahai Rosululloh!”, Beliau mengatakan: “Berangkatlah!”. Maka ia pun berangkat, lalu kembali seraya mengatakan: “Wahai Rosululloh, aku tidak membiarkan patung di Madinah melainkan aku hancurkan, aku tidak membiarkan kuburan (yang dibangun tinggi) melainkan aku ratakan, dan aku tidak membiarkan lukisan melainkan aku melumurinya (menghapuskannya)!”. Mendengar hal itu, beliau men-sabda-kan: “Barangsiapa mengulangi perbuatan ini lagi, berarti ia telah kafir (ingkar) terhadap syariat yang diturunkan kepada Muhammad!”. (HR. Ahmad, Almundziriy mengatakan dalam kitabnya “at-Targhib wat Tarhib”: Sanadnya jayyid insyaAlloh. Syaikh Ahmad Muhammad Syakir meng-hasan-kannya dalam ta’liq-nya terhadap Kitab Musnad Ahamad, sedang syaikh Albany men-dhoif-kannya dalam kitabnya “Ghoyatul Marom”)
9. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- tidak mau memasuki rumah yang ada lukisannya.
عن ابن عباس رضي الله عنهما: أن النبي صلى الله عليه وسلم لما رأى الصور في البيت لم يدخل حتى أمر بها فمحيت، ورأى إبراهيم وإسماعيل عليهما السلام بأيديهما الأزلام، فقال قاتلهم الله والله إن استقسما بالأزلام قط. (رواه البخاري)ـ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu bahwa Nabi -shollallohua alaihi wasallam- ketika melihat ada lukisan-lukisan di dalam Ka’bah, beliau tidak memasukinya, sampai beliau memerintahkan untuk menghapusnya. Beliau (juga) melihat (lukisan) Nabi Ibrohim Alaihis salam dan Ismail Alaihis salam dengan panah untuk mengundi nasib di tangan keduanya, (melihat pemandangan itu) beliau mengatakan: “Semoga Alloh membinasakan mereka, demi Alloh keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sama sekali. (HR. Bukhori)
عن علي رضي الله عنه قال: صَنَعْتُ طَعَامًا فَدَعَوْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَ فَرَأَى فِي الْبَيْتِ تَصَاوِيرَ فَرَجَعَ. (رواه ابن ماجة، وصححه الألباني)ـ
Ali radhiyallahu'anhu mengatakan: “Suatu saat aku pernah membuat makanan, dan aku memanggil Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, maka beliau pun datang, tapi karena beliau melihat ada lukisan di dalam rumah, akhirnya beliau langsung pulang kembali (HR. Ibnu Majah, dan dishohihkan oleh Albani)
10. Akibat buruk lukisan dengan obyek makhluk yang bernyawa selama di dunia.
عن أبي طلحة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا تدخل الملائكة بيتا فيه كلب ولا صورة (رواه البخاري ومسلم)ـ
Dari Abu Tholhah: bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda: “Para Malaikat (pembawa rahmat) tidak akan masuk rumah, yang di dalamnya terdapat anjing ataupun lukisan. (HR. Bukhori dan Muslim)
11. Apa tindakan kita terhadap barang yang berlukiskan makhluk yang bernyawa.
عن أبي الهيَّاج الأسدي -واسمه حيان بن حصين- قال: قال لي علي ابن أبي طالب رضي الله عنه: ألا أبعثك على ما بعثني عليه رسول الله؟ أن لا تدع تِمْثَالاً إلا طمَسْتَه ولا قبرًا مشرفًا إلا سوَّيْتَه. (رواه مسلم)ـ
Abul Hayyaj al-Asadiy -yakni hayyan bin Hushoin- mengatakan: Ali bin Abi Tholib radhiyallahu'anhu mengatakan kepadaku: Tidakkah kau ingin, aku mengutusmu dengan agendanya Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- ketika mengutusku? Yakni agar engkau tidak membiarkan lukisan, melainkan engkau harus melenyapkannya. Dan tidak membiarkan kuburan yang dibangun tinggi, melainkan engkau harus meratakannya. (HR. Muslim)
عن عائشة رضي الله عنها: أن النبي صلى الله عليه وسلم لم يكن يترك في بيته شيئًا فيه تصاليب -وفي رواية الكشميهني: تصاوير- إلا نقضه. (رواه البخاري)ـ
Dari Aisyah radhiyallahu'anha: bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- tidak pernah membiarkan sesuatu ‘yang ada salibnya’ –dalam riwayatnya kusymihaniy, dengan redaksi: ‘yang ada lukisannya’- kecuali beliau menghilangkannya. (HR. Bukhori)
عن عائشة رضي الله عنها، تقول: دخل عليّ رسول الله صلى الله عليه وسلم وقد سترت سهوة لي بقرام فيه ثماثيل فلما رآه هتكه وتلوَّن وجهه، وقال: يا عائشة، أشد الناس عذاباً عند الله يوم القيامة الذين يضاهون بخلق الله. قالت عائشة: فقطعناه فجعلنا منه وسادة أو وسادتين. (رواه البخاري ومسلم)ـ
Aisyah radhiyallahu'anha mengatakan: Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- pernah menemuiku, ketika itu aku menutup jendela rumahku dengan korden yang bergambar (makhluk hidup). Tatkala melihatnya, beliau langsung menariknya dengan keras dan raut muka beliau berubah, lalu beliau mengatakan: “Wahai Aisyah, orang yang paling berat siksanya di sisi Alloh pada hari kiamat nanti adalah mereka yang menyaingi ciptaan Alloh!“. Aisyah mengatakan: selanjutnya kami pun memotong-motong kain korden itu, dan menjadikannya satu atau dua bantal. (HR. Bukhori dan Muslim)
عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: (اسْتَأْذَنَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلام عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: “ادْخُلْ”. فَقَالَ: “كَيْفَ أَدْخُلُ وَفِي بَيْتِكَ سِتْرٌ فِيهِ تَصَاوِيرُ؟! فَإِمَّا أَنْ تُقْطَعَ رُؤوسُهَا أَوْ تُجْعَلَ بِسَاطًا يُوطَأُ فَإِنَّا مَعْشَرَ الْمَلائِكَةِ لا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَصَاوِيرُ”. (رواه النسائي, وصححه الألباني)ـ
Abu Huroiroh mengatakan: suatu saat Malaikat Jibril pernah meminta ijin kepada Nabi -shollallohu alaihi wasallam-. Maka beliau pun mengatakan: “Silahkan masuk!”. Jibril menimpali: “Bagaimana aku masuk, sedangkan di rumahmu ada tirai yang bergambar (makhluk hidup)?! Maka potonglah kepalanya, atau jadikanlah alas untuk diinjak-injak, karena kami para malaikat (pembawa rahmat) tidak akan sudi masuk ke dalam rumah yang ada lukisan-lukisannya. (HR. Nasa’i, dan di-shohih-kan oleh Albany).
Pertanyaan terakhir, Apa kita masih boleh melukis? Alhamdulillah Islam bukanlah agama khayalan yang tak bisa diwujudkan… Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah, sehingga mengamalkannya pun mudah… ketika ia menutup pintu yang ini, di sisi lain ia membuka pintu pengganti… Camkan-lah sabda Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dalam kisah berikut ini:
عن سعيد بن أبي الحسن قال: جاء رجل إلى ابن عباس، فقال: إني رجل أصور هذه الصور فأفتني فيها. فقال له: ادن مني! فدنا منه، ثم قال: ادن مني! فدنا حتى وضع يده على رأسه. قال: أنبئك بما سمعت من رسول الله صلى الله عليه وسلم، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: كل مصوِّرٍ في النار، يجعل له بكل صورة صورها نفسا فتعذبه في جهنم. وقال: إن كنت لا بد فاعلا فاصنع الشجر وما لا نفس له. (رواه مسلم)ـ
Sa’id bin Abil hasan mengisahkan: Suatu hari, ada seorang lelaki menghadap Ibnu Abbas, seraya mengatakan: “Sebenarnya aku ini orang yang melukis lukisan ini (untuk mencari nafkah), maka berikanlah aku fatwa tentangnya!”. Ibnu Abbas mengatakan padanya: “Mendekatlah kepadaku!”. Maka ia pun mendekatinya. Ibnu Abbas mengatakan lagi: “(Lebih) mendekat lagi kepadaku!”. Lalu ia (tambah) mendekat lagi sampai Ibnu Abbas bisa meletakkan tangannya di atas kepada orang itu, sambil mengatakan: “Aku akan mengabarkan kepadamu apa yang telah aku dengar dari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, aku telah mendengar Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Setiap pelukis akan masuk neraka, dan akan dibuatkan dari setiap lukisannya makhluk yang akan menyiksanya di neraka jahanam”. Ia (Ibnu Abbas) mengatakan lagi: “Seandainya kamu terpaksa harus melakukannya, maka lukislah pohon atau apa pun yang tidak bernyawa!”. (HR. Muslim)
Demikianlah, akhir artikel ini… Semoga dengannya wawasan kita menjadi tambah terbuka… dan takwa kita menjadi semakin tinggi dan mulia… Wa subhanakallohumma wabihamdika Asyhadu alla ilaaha illa anta Astaghfiruka wa atuubu ilaiik… Wassalam…
Selesai di Madinah, 30 Juni 2009