Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’aala yang telah menganugerahkan hamba-hamba-Nya nikmat yang tidak terhingga. Kemudian shalawat beserta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, para sahabatnya ridwaanullahi ‘alaihim ajma’in dan orang-orang yang mengikutinya dalam kebaikan sampai akhir zaman.
Begitu banyak manusia yang berlebih-lebihan dalam menghormati, memuliakan, memperhatikan atau peduli orang lain. Namun sayangnya, ia lupa dalam memperhatikan Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menciptakan dirinya dan memberikan segala yang ia inginkan dan harapkan. Apakah kita ingin menjadi salah satu dari orang-orang yang melupakan Allah Subhanahu wa Ta’aala? Jika tidak, marilah kita simak secara seksama beberapa poin berikut yang berisi seputar adab atau etika seorang muslim terhadap Robb-nya.
Etika Seorang Muslim Terhadap Allah Subhanahu wa Ta’aala
- Mengikhlaskan seluruh amal perbuatan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’aala semata.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Robbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Robbnya.” (QS. Al-Kahfi/18: 110)
- Berhati-hati dari terjerumus ke dalam kesyirikan.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am/6: 88)
- Beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala dan melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya sesuai perintah.
- Mensyukuri semua nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’aala anugerahkan kepada diri kita.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan (ingatlah juga), tatkala Robb-mu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrohiim/14: 7)
- Mengagungkan dan memuliakan Allah Subhanahu wa Ta’aala serta mengagungkan syi’ar-syi’ar-Nya.
- Tidak mengatakan sesuatu apapun mengenai Allah Subhanahu wa Ta’aala melainkan dengan ilmu.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan janganlah kamu mengatakan apa yang disebut-sebut oleh lidahmu yang dusta “Ini halal dan ini haram” untuk mengadakan kebohongan terhadap Allah.” (QS. An-Nahl/13: 166)
- Menanamkan perasaan kepada diri bahwa Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa mengawasi segala amal perbuatan yang tampak dan tersembunyi.
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman: “Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. At-Taghaabun/64: 4)
- Takut dan khawatir akan siksa Allah ‘Azza wa Jalla serta mengharap rahmat-Nya.
Allah Ta’aala berfirman: “Dan hanya kepada-Ku lah kamu seharusnya takut.” (QS. Al-Baqoroh/2: 40)
“Sesungguhnya azab Robbmu benar-benar keras.” (QS. Al-Buruuj/85: 12)
“Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling tanya menanya. Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)”. Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang.” (QS. Ath-Thuur/52: 25-28)
- Bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala serta memohon ampunan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampunan kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa’/4: 64)
- Berdo’a merendahkan diri dan pasrah di hadapan Allah Tabaaroka wa Ta’aala.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada Robb (yang lain)? Amat sedikitlah yang mengingati(Nya).” (QS. An-Naml/27: 62)
- Tidak putus asa dari rahmat dan ampunan Allah ‘Azza wa Jalla. Allah Tabaaroka wa Ta’aala berfirman: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar/39: 53)
- Yakin bahwa segala kebaikan dan keburukan, kehidupan dan kematian hanya ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’aala.
Allah Tabaaroka wa Ta’aala berfirman: “Barangsiapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya, dan itulah keberuntungan yang nyata.” (QS. Al-An’am/6: 16)
- Berprasangka baik kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Robbmu, ia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Fushshilat/41: 23)
- Sabar atas semua takdir Allah Tabaaroka wa Ta’aala, membenarkan setiap kabar dari-Nya, dan melaksanakan semua kewajiban yang dibebankan kepada kita.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah (dalam melakukan keta’atan dan menjauhi maksiat) dan kuatkanlah kesabaranmu.” (QS. Ali Imraan/3: 200)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar/39: 10)
“Dan sesungguhnya Kami pasti akan menguji kamu hingga nyata dan terbukti mana orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu.” (QS. Muhammad/47:31)
- Berpegang teguh dengan ajaran Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah.” (QS. Ali Imraan/3: 103)
- Mencintai Allah Subhanahu wa Ta’aala dan mencintai orang-orang yang mencintai-Nya serta memusuhi siapa saja yang memusuhi-Nya.
- Pasrah, tunduk dan patuh kepada (perintah) Allah Subhanahu wa Ta’aala.
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Maka demi Robbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa’/4: 65)
Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Sesungguhnya jawaban orang-orang yang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan; “Kami dengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nuur/24: 51)
Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka terhadap peringatan Allah dan kepada kebenaran yang telah diturunkan kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasiq.” (QS. Al-Hadiid/57: 16)
- Berhukum dengan syari’at dan perintah Allah Subhanahu wa Ta’aala pada seluruh aspek-aspek kehidupan.
- Senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’aala.
- Malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala dan sangat berhati-hati dari bermaksiat kepada-Nya serta menjauhi segala hal yang dapat mengundang murka Allah ‘Azza wa Jalla dan hukuman dari-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau azab yang pedih.” (QS. An-Nuur/24: 63)